HARI PEDULI Sampah Nasional (HPSN), 21 Februari 2025, kembali hadir sebagai pengingat bagi kita semua : Apakah kita masih menjadi bagian dari masalah, atau sudah mulai menjadi bagian dari solusi?
Setiap hari, tanpa sadar kita telah “memproduksi” sampah. Bungkus makanan yang kita buang, plastik sekali pakai yang kita pakai dengan entengnya, hingga kebiasaan konsumtif yang tanpa sadar menambah beban bumi.
Ironisnya, kita sering lupa bahwa sampah itu tidak pernah benar-benar hilang. Ia hanya berpindah tempat ke sungai, laut, tanah, atau bahkan kembali dalam bentuk polusi yang kita hirup setiap hari.
Tapi apakah semua ini tidak bisa diubah ? Tentu bisa.
Di Kampung Edukasi Sampah, Sidoarjo, kami percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Dan jika kita belum menemukan perubahan itu di sekitar kita, mungkin sudah saatnya kita sendiri yang menjadi inisiatornya.
Sampah : Masalah atau Peluang ?
Ketika pertama kali menginisiasi berdirinya Kampung Edukasi Sampah, kami banyak mendengar keluhan dari masyarakat :
“Sampah ini bikin kotor, bikin bau, bikin lingkungan nggak nyaman”
Namun seiring waktu, kami mulai menyadari satu hal bahwa masalahnya bukan pada sampah, tapi pada cara kita memperlakukan sampah.
Jika dikelola dengan baik, sampah bukan lagi ancaman, melainkan berkah. Kami melihat sendiri bagaimana :
1. Sampah organik diubah menjadi pupuk kompos dan cair yang menyuburkan tanaman.
2. Plastik bekas dikreasikan menjadi barang kerajinan bernilai ekonomi.
3. Eco-bricks (bata ramah lingkungan dari plastik) menjadi alternatif material bangunan.
4. Bank sampah komunitas bukan hanya mengurangi limbah, tapi juga menjadi sumber pendapatan bagi warga.
Dulu, kami melihat warga mengeluhkan soal sampah. Sekarang, saya sudah melihat masyarakat sedikit demi sedikit mulai aktif memilah, mendaur ulang, dan bahkan mendapat manfaat dari sampah yang dulu mereka anggap sebagai beban.
Ini bukan sekadar perubahan fisik. Ini adalah perubahan pola pikir, perubahan budaya, perubahan kebiasaan.
Mengubah Pola Pikir : Dari “Buang” ke “Kelola”
Sejak kecil, kita terbiasa dengan konsep “buang sampah pada tempatnya.” Tapi kita jarang diajarkan untuk “kelola sampah dengan bijak.”
Saat ini, solusi terbesar terhadap masalah sampah bukan hanya bagaimana membuangnya dengan benar, tapi bagaimana mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulangnya sejak awal.
Di Kampung Edukasi Sampah, kami mencoba menerapkan prinsip Zero Waste dalam keseharian, seperti :
1. Mengurangi plastik sekali pakai dengan membawa tumbler & tas belanja sendiri.
2. Memilah sampah di rumah agar lebih mudah didaur ulang.
3. Mengolah sisa makanan menjadi kompos untuk menyuburkan tanah.
4. Mengajak anak-anak memahami konsep daur ulang sejak dini, agar kebiasaan ini menjadi bagian dari gaya hidup mereka.
Dan tahukah anda ? Sebenarnya mengelola sampah itu tidak serumit yang dibayangkan.
Memulai perubahan bisa sesederhana seperti :
1. Tidak meminta dan memakai sedotan plastik saat membeli minuman.
2. Membawa wadah sendiri saat membeli makanan.
3. Menggunakan ulang barang yang masih layak pakai.
4. Mengingatkan orang di sekitar kita untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Langkah kecil ini, jika dilakukan oleh banyak orang, akan membawa dampak besar.
Tantangan & Harapan ke Depan
Kita masih menghadapi tantangan besar. Kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan. Masih banyak yang berpikir bahwa urusan sampah adalah tanggung jawab pemerintah atau petugas kebersihan.
Tapi apakah kita akan menyerah ? Tidak.
Kita bisa mulai dari diri sendiri.
Kita bisa menjadi bagian dari perubahan.
Hari ini, di Hari Peduli Sampah Nasional 2025, saya ingin mengajak kita semua untuk bertanya pada diri sendiri :
1. Sudahkah saya mengurangi sampah yang saya hasilkan hari ini ?
2. Apa yang bisa saya lakukan untuk mulai memilah sampah ?
3. Bagaimana saya bisa menginspirasi orang lain untuk peduli terhadap lingkungan ?
Jika jawaban anda masih “belum tahu,” mari kita mulai sekarang.
Tidak perlu menunggu orang lain. Tidak perlu menunggu aturan baru. Perubahan dimulai dari kita sendiri. Karena Bumi tidak membutuhkan sedikit orang yang sempurna dalam mengelola sampah, tetapi membutuhkan banyak orang yang mau mencoba dan terus belajar untuk peduli.
Mari kita ubah sampah dari masalah menjadi peluang, dari beban menjadi berkah.
Salam peduli lingkungan
Penulis :
Edi Priyanto, Pegiat Lingkungan Kampung Edukasi Sampah
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait