Hari Pendidikan Nasional, Makna Filosofi Ki Hajar Dewantara dalam Menghadapi Dinamika Pendidikan

Saipul Yudi
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, mengungkapkan langkah strategis untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui implementasi semboyan Ki Hajar dalam pendidikan. Foto iNEWSSURABAYA/ist

2. Ing Madya Mangun Karsa: Membangun Semangat di Tengah

Di tengah perkembangan pendidikan yang sangat dinamis, semboyan ini menekankan pentingnya peran guru sebagai fasilitator dan motivator. Dalam dunia yang terus berubah, guru harus mampu membangkitkan semangat belajar dan menciptakan lingkungan yang interaktif serta kolaboratif.

“Guru harus mampu menumbuhkan rasa ingin tahu dan memfasilitasi murid untuk berkembang dengan cara yang positif dan konstruktif. Pendekatan yang memaksa atau mengintimidasi justru akan merusak semangat belajar mereka,” tegas Aries.

3. Tut Wuri Handayani: Memberikan Dukungan dari Belakang

Dalam era otonomi pendidikan, guru berperan sebagai mentor dan pendamping. Semboyan ini mengajak pendidik untuk memberikan dukungan dan kebebasan kepada murid dalam mengembangkan diri. Aries menyebutkan bahwa guru harus menjadi fasilitator yang membantu siswa menemukan dan mengolah pengetahuan, bukan sekadar sebagai sumber pengetahuan utama.

“Pendidikan bukan tentang merendahkan atau menyakiti murid, melainkan memberdayakan mereka untuk tumbuh menjadi individu yang mandiri dan berdaya saing global,” katanya.

Aries mengungkapkan beberapa langkah strategis yang akan diambil dalam rangka implementasi filosofi Ki Hajar Dewantara untuk membangun pendidikan di Jawa Timur:

1. Penguatan Kompetensi dan Karakter Pendidik

Pelatihan berkelanjutan bagi para pendidik untuk memperdalam pemahaman tentang filosofi Ki Hajar, serta keterampilan komunikasi dan pembuatan lingkungan belajar yang aman, kondusif, dan penuh kasih sayang.

2. Penciptaan Lingkungan Belajar Positif dan Inklusif

Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi semua siswa, dengan kebijakan yang jelas untuk mencegah dan menangani kekerasan serta program anti-bullying.

3. Pembelajaran Berpusat pada Murid

Kurikulum yang fleksibel dan adaptif yang mendukung pembelajaran aktif, kreatif, dan kolaboratif. Guru akan diajak untuk menggunakan metode inovatif dan teknologi yang meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Kemitraan antara Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat

Pendidikan harus menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sinergi antara ketiga pihak ini akan menciptakan ekosistem pendidikan yang holistik dan mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh.

5. Pengembangan Kepemimpinan Visioner dan Transformasional

Kepala sekolah dan pengawas memiliki peran penting dalam mengimplementasikan filosofi Ki Hajar Dewantara di tingkat satuan pendidikan. Mereka harus menjadi pemimpin yang memberi teladan dan menciptakan budaya sekolah yang positif.

Dengan filosofi Ki Hajar Dewantara sebagai panduan, Aries yakin bahwa pendidikan di Jawa Timur akan semakin berkualitas dan berkarakter. Penanganan isu kekerasan di sekolah akan menjadi bagian integral dari upaya ini, dengan fokus pada pencegahan, penindakan yang tegas, serta pemulihan bagi korban.

“Dengan menginternalisasi dan mengimplementasikan filosofi Ki Hajar Dewantara, kami yakin pendidikan di Jawa Timur akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang unggul, berdaya saing global, dan berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tutup Aries.

Editor : Arif Ardliyanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network