Lebih lanjut, Ghufron menuturkan ibunya telah menjadi tukang pijat bayi selama lebih dari lima puluh tahun. Ia mengawali profesinya sebagai dukun bayi yang membantu proses kelahiran ibu-ibu di desanya.
Di usianya yang sudah mendekati 1 (satu) abad, Mbah Supinah masih bisa memijat anak-anak hingga 5 (ima) orang per hari. “Pijat anak-anak kan tidak lama,paling sekitar 10 menit sudah selesai,” terangnya.
Lebih lanjut Ghufron menjelaskan ibunya menabung sedikit demi sedikit selama 20 tahun terakhir. Setelah terkumpul sebesar Rp25 juta, dengan dibantu anak-anaknya, Mbah Supinah mendaftar haji.
“Sejak muda, saya sudah ingin sekali mendaftar haji. Namun, apa daya, anak-anak saya saat itu ada 9 (Sembilan) orang. Masih memerlukan banyak biaya. Alhamdulillah sekarang anak-anak sudah mandiri semua, saya bisa daftar dan berangkat haji,” terang Mbah Supinah dengan lirih.
Ia berkeyakinan jika memiliki keinginan, apapun itu keinginannya mintalah kepada Allah SWT. “Jangan takut apalagi ragu. Mintalah kepada Gusti Allah, tidak ada menghalanginya,” ujarnya.
Kloter 10 dijadwalkan terbang ke tanah suci, Minggu malam pukul 23.00 WIB menuju Bandara Madinah dengan nomor penerbangan SV 5271.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
