SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Tekanan darah tinggi atau hipertensi terus menjadi ancaman tersembunyi di tengah masyarakat kota besar, termasuk Surabaya. Dikenal sebagai silent killer, penyakit ini sering kali datang tanpa gejala namun berdampak fatal, seperti meningkatkan risiko stroke.
Melihat kondisi yang kian mengkhawatirkan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) bersama para dosen dan mahasiswa melakukan aksi nyata lewat program pendampingan psikososial bagi penderita hipertensi, yang menyasar wilayah dengan kasus tertinggi: Kecamatan Gubeng.
Program ini berlangsung selama empat minggu, mulai Desember 2024 hingga Januari 2025, dan melibatkan 150 penderita hipertensi. Tujuan utamanya adalah meningkatkan self-efficacy atau efikasi diri pasien dan keluarganya dalam menghadapi risiko komplikasi serius seperti stroke.
“Banyak pasien hanya mengandalkan obat tanpa mengubah pola hidup. Padahal, perubahan perilaku sangat krusial,” ujar Ira Purnamasari, dosen Keperawatan UM Surabaya sekaligus ketua tim program.
Inisiatif ini juga menggandeng Majelis Kesehatan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Gubeng, yang berperan sebagai mitra strategis. Sebanyak 30 kader Aisyiyah dilatih khusus untuk menjadi fasilitator yang mendampingi pasien secara door to door.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
