Ia juga menegaskan bahwa penyuluh agama tak mengenal pensiun dalam fungsinya sebagai pencerah umat.
“Secara administratif mungkin sudah purna, tapi secara fungsional para penyuluh tetap menjadi garda terdepan dakwah Islam. Masyarakat masih dan akan selalu membutuhkan mereka,” tambahnya.
Acara purna tugas ini tak hanya penuh haru, tapi juga sarat nuansa spiritual. Mulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur'an, penampilan seni Islami, hingga penyampaian kesan pesan dari para penyuluh yang telah purna. Selain itu, diberikan pula penghargaan dan kenang-kenangan sebagai simbol terima kasih atas dedikasi yang telah diberikan.
Turut hadir dalam acara ini Kasubag TU Kemenag Surabaya H. Muhammad Arifin, Ketua IPARI Hj. Rini Widiarti, Ketua Pokjaluh H. Wahno Sucipto, serta para penyuluh agama aktif se-Kota Surabaya yang memberikan penghormatan kepada rekan sejawatnya.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa IPARI Surabaya bukan hanya organisasi penyuluh agama, melainkan juga penjaga nilai-nilai ukhuwah dan tradisi dakwah yang tulus. Dengan semangat kebersamaan dan penghargaan, IPARI membuktikan bahwa warisan dakwah tidak akan pernah lekang oleh waktu.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
