Di Untag Surabaya, kami mulai menerapkan transformasi digital di layanan akademik, memperkuat riset terapan bersama industri, dan menekankan kompetensi mahasiswa di bidang teknologi informasi.
Hasilnya terlihat nyata. Mahasiswa dan dosen kami berprestasi di tingkat nasional hingga internasional. Beberapa program studi juga meraih akreditasi unggul. Ini membuktikan bahwa PTS mampu bersaing bila diberi ruang dan kesempatan yang setara.
Saya percaya, proyek besar seperti Danantara University memang penting sebagai pelopor. Namun, pemerintah tidak boleh berhenti di sana. Insentif riset, dukungan pendanaan inovasi, serta akses jejaring global harus merata, tidak boleh hanya terkonsentrasi pada satu entitas saja.
Jika kita ingin melahirkan SDM unggul berkelas dunia, maka ekosistem pendidikan tinggi harus bergerak bersama: PTN, PTS, hingga universitas korporat. Bukan saling meniadakan, melainkan saling melengkapi.
Masa depan pendidikan tinggi Indonesia tidak akan ditentukan oleh satu universitas, betapa pun prestisiusnya. Justru kolaborasi lintas institusi lah yang akan memperkuat daya saing bangsa.
Danantara University boleh menjadi pelopor, tetapi PTS akan tetap menjadi penggerak yang menjaga keberagaman, inovasi, dan jati diri bangsa. Setiap mahasiswa adalah harapan, dan setiap lulusan adalah bukti bahwa PTS mampu mencetak pemimpin yang layak bersaing di panggung global.
Penulis :
Supangat, Ph.D., ITIL., COBIT., CSA., CISA, Wakil Rektor II Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
