Salah satu strategi penting yang juga dijalankan adalah melakukan rebranding. Nama Machmuda diubah menjadi “Mama Mudah” sebagai nama merek yang lebih unik, mudah diingat, dan tidak bersinggungan dengan hak cipta. Perubahan identitas juga diikuti dengan pembuatan logo baru, papan nama, kartu nama, serta konten promosi digital.
Choirul Anam, dosen desain produk ITATS yang terlibat dalam program ini menambahkan, “Brand itu penting. Kami ingin produk ini punya citra profesional yang bisa bersaing di pasar nasional hingga ekspor.” katanya.
UMKM “Mama Mudah” kini tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga mulai membangun sistem manajemen yang lebih efisien. Dengan dukungan teknologi, mereka mampu meningkatkan kapasitas, menekan biaya produksi, dan meminimalisir limbah.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) menggandeng UMKM olahan bawang di Sidoarjo untuk meningkatkan daya saing lewat sentuhan teknologi kecerdasan buatan (AI). Foto iNewsSurabaya/ist
Program ini juga membuka peluang pemberdayaan bagi masyarakat sekitar, terutama ibu-ibu rumah tangga di wilayah Tanggulangin, yang bisa terlibat dalam proses produksi dan distribusi.
“Kami punya visi menjadikan Mama Mudah Bawang Goreng sebagai ikon produk unggulan Sidoarjo. Tidak hanya dikenal di Jawa Timur, tapi juga berdaya saing nasional dan internasional,” tegas Titiek.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
