Minat Baca Indonesia Rendah, Cucu Bung Karno Temukan Krisis di Dunia Pendidikan, Ini Datanya

Amin Wahyono
Puti Guntur Soekarno Ingatkan Pentingnya Literasi di Surabaya karena Minat Baca di Indonesia rendah. Foto iNewsSurabaya/amin

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia kembali menjadi sorotan. Data UNESCO tahun 2022 mencatat, Indonesia hanya menempati peringkat 100 dari 208 negara, dengan tingkat minat baca 0,001 persen. Artinya, dari 1.000 orang, hanya satu orang yang gemar membaca.

Kondisi ini menjadi perhatian serius Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa). Bekerja sama dengan Komisi X DPR RI, mereka menggelar Diseminasi Bahan Penguatan Literasi Kebahasaan dan Kesastraan di Hotel Movinpict, Surabaya. 

Kegiatan dibuka secara daring oleh Anggota Komisi X DPR RI, Puti Guntur Soekarno. Ia menyampaikan keprihatinan atas rendahnya minat baca masyarakat Indonesia.

“Literasi adalah fondasi bangsa. Data ini harus menjadi alarm bagi kita semua. Meski begitu, capaian Perpustakaan Nasional di tahun 2024 yang mencetak rekor kunjungan tertinggi patut diapresiasi. Ini tanda semangat literasi masih bisa kita bangun,” ujar Puti.

Dalam acara tersebut, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Puji Retno Hardiningtyas, memaparkan program penyusunan bahan bacaan literasi untuk anak TK, PAUD, dan SD. Buku-buku ini dibuat menarik secara visual dan disalurkan ke sekolah-sekolah dengan nilai asesmen literasi baca-tulis yang masih rendah.

“Tujuannya sederhana, supaya anak-anak mau membaca. Kalau sejak kecil terbiasa, minat baca akan tumbuh kuat,” jelas Puji.

Editor : Arif Ardliyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network