Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo, memimpin pasukan khusus selama tiga tahun sejak 1964 hingga 1967. Pria kelahiran Purworejo 25 Juli 1925 ini merupakan orang kepercayaan Soeharto dalam operasi penumpasan G30S/PKI di Indonesia.
Bahkan, Sarwo Edhie terjun langsung memimpin pasukannya memerangi gerakan yang akan mengganti ideologi Pancasila dengan Komunis itu di Jawa Tengah. ”Pak Sarwo Edhie orang yang dekat dengan orang tua saya. Sebelum saya formal menjadi anak buahnya Sarwo Edhie, saya pun banyak dengar cerita-cerita tentang Pak Sarwo dari orang tua saya. Bagaimana Pak Sarwo memimpin RPKAD pada saat-saat kritis Oktober 1945,” kenang Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dalam buku biografinya berjudul “Kepemimpinan Militer: Catat dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto” dikutip iNewsSurabaya, Jumat (22/4/2022).
Untuk mengenang jasa-jasanya, nama Sarwo Edhie Wibowo kini diabadikan menjadi salah satu nama gedung di Markas Komando (Mako) Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur. Sikap patriotik Sarwo Edhie dalam membela Tanah Air ternyata membekas dalam benak putra pertamanya Pramono Edhie Wibowo. Pramono Edhie Wibowo kecil sangat bangga dan kagum pada figur ayahnya.
Matanya tak mau terpejam bila melihat ayahnya memakai seragam tentara yang terlihat gagah dan berwibawa. Anak kelima dari tujuh bersaudara ini pun mengikuti jejak ayahnya masuk dunia militer sebagai medan pengabdiannya. Selepas lulus SMA pada 1974, pria kelahiran Magelang, 5 Mei ini memutuskan untuk masuk ke Akademi Militer (Akmil).
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait