Bahan Baku PDAM Kota Bengkulu Terkontaminasi Mikroplastik

Ali Masduki
Tim ESN menemukan tumpukan sampah di perairan terbuka di Kota Bengkulu. (Foto: Tim ESN)

BENGKULU, iNews.id - Buruknya pengelolaan sampah oleh Pemerintah Kota Bengkulu mendorong masyarakat membuang sampahnya ke tepi Air Bengkulu dan perairan terbuka di Kota Bengkulu.

"Lebih dari 20 titik timbulan sampah ilegal berserakan di jembatan-jembatan air Bengkulu, danau dan saluran air," ungkap Koordinator Ekspedisi Sungai Nusantara, Amiruddin Muttaqin, Jumat (29/4/2022).

Banyaknya timbulan sampah plastik menyebabkan kontaminasi mikroplastik dalam air Bengkulu dan Danau Dusun Besar.

Pengurus Telapak BT Bengkulu, Andi Afriza menjelaskan, bahwa sampah plastik yang tidak terkelola akan terfragmentasi menjadi mikroplastik atau serpihan kecil berukuran lebih kecil dari 5 mm. 

"Temuan kami di Air Bengkulu, Danau Dusun Besar dan Sungai Nelas menunjukkan bahwa terdapat 12 dalam 100 liter air" ujarnya.

Lebih lanjut Andi Afriza menyebutkan, dari 12 partikel yang ada terbanyak adalah jenis filamen atau lembaran yang berasal dari plastik bening.

”Kita harus lebih berhati-hati dalam penggunaan air sebagai bahan baku air minum. Karena kini telah diketahui bahwa bahan baku PDAM penduduk Kota Bengkulu telah tercemar Mikroplastik,” tuturnya.

Semua Sampah plastik, lanjutnya, yang mengapung di permukaan air sungai pada akhirnya akan berakhir ke Pantai panjang. 

Sepanjang pantai mudah dijumpai sampah packaging atau bungkus makanan, personal care (sabun, sampho, detergen pencuci pakaian dan odol).

Dalam kesempatan ini, tim ekspedisi Sungai Nusantara bersama Ulayat Bengkulu dan Telapak BT Bengkulu juga melakukan Brand audit sampah setempat.

Ketua Perkumpulan Mapetala Bengkulu, Andi Kurnia memaparkan, hasil identifikasi tim ESN ditemukan timbulan sampah illegal di Kota Bengkulu. Sampah yang tersebar mereka kumpulkan dan di identifikasi merk atau brand produsennya.

Tim ekpedisi menemukan 5 brand yang mendominasi sampah, yakni Unilever, Wings, Indofood, Unicharm produsen popok mamy poko, Mayora dan Santos produsen Kopi Kapal api. 


Amiruddin Muttaqin keluar masuk kampung berbagi pengetahuan tentang mengukur kadar polusi dalam air.

Berdasarkan hasil temuan itu, Perkumpulan Mapetala Bengkulu mendorong Pemkot Bengkulu agar mengendalikan timbulan sampah di Sungai Air Bengkulu dengan membuat Regulasi larangan penggunaan plastik sekali pakai seperti styrofoam, tas kresek, sedotan, botol plastik, sachet dan popok. 

“Pemkot Bengkulu harus mengkaji Ulang Perda nomor 2 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah. Karena sudah tidak relevan dan kurang disosialisasikan kepada masyarakat, apalagi saat ini sudah diketahui ada kontaminasi mikroplastik di perairan Bengkulu,” tegas Andi Kurnia. 

"Industri harus meredesign bungkus yang mereka gunakan agar bisa dipakai berulang kali atau menyediakan depo-depo refill dan mereka harus ikut mengelola sampah bungkus yang kini membanjiri," imbuhnya.

Mikroplastik ancam kesehatan manusia

Sementara itu salah satu tim Ekspedisi Sungai Nusantara, Prigi Arisandi, menuturkan bahwa mikroplastik masuk kategori senyawa penganggu hormon. Dalam proses pembuatan plastik, kata dia, ada banyak bahan kimia sintetis tambahan dan sifat mikroplastik yang hidrofob atau mudah mengikat polutan dalam air. 

"Mikroplastik yang masuk dalam air akan mengikat polutan di air seperti logam berat, pestisida, detergen dan bakteri patogen. Jika mikroplastik tertelan manusia melalui ikan, kerang dan air maka bahan polutan beracun akan berpindah ke tubuh manusia dan menyebabkan gangguan hormon," pungkasnya.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network