Yang lebih penting lagi, ungkapnya, santri sebagai pondasi agama dan Negara harus mengetahui perkembangan teknologi. Menurut dia, saat ini masih sangat minim santri yang menjadikan internet untuk produktivitas. Santri atau anak muda saat ini lebih menjadi target pasar dari orang lain atau Negara lain.
“Saya yakin santri atau anak milenial sekarang masih banyak yang belum produktif. Bahkan cenderung konsumtif. Mereka masih banyak yang belum bisa menjadikan hanphone untuk produktif. Padahal kesempatan produktif melalui hanphone sangat besar, dan saya yakin santri mampu untuk itu,” ungkap dia.
Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahus Sa’adah Tambakselo, Wirosari, Grobogan Jawa Tengah mengembangkan entrepreneur
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahus Sa’adah Tambakselo, Wirosari, Grobogan, Jawa Tengah, KH. Nur Kholis mengatakan, seminar pengenalan dunia digital di pondok ini dilakukan untuk memberikan wawasan kepada santri maupun alumni santri. Mereka harus berkembang mengikuti perkembangan zaman dengan tidak melupakan agama.
“Ini sebagai bentuk motivasi kalau santri juga bisa berkembang mengembangkan bisnis secara digital,” katanya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait