Pada 1966, RPKAD kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI AD (Puspassus TNI AD). Berikutnya pada 1971 berganti lagi menjadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha). Baru setelah 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sampai sekarang.
Keberhasilan A.E Kawilarang membentuk pasukan khusus tidak lepas dari pengaruh lingkungan tempat dia dibesarkan. A.E Kawilarang berdarah militer karena dilahirkan dari sebuah keluarga militer. Ayahnya, Alexander Herman Hermanus Kawilarang, adalah seorang Mayor KNIL. Ibunya bernama Nelly Betsy Mogot. Kedua orang tuanya berasal dari Remboken di Sulawesi Utara.
Kawilarang adalah seorang suku Minahasa dari sub-suku Toulour. Alex Kawilarang merupakan sepupu dari Direktur Akademi Militer Tangerang Daan Mogot yang gugur dalam Pertempuran Lengkong saat berupaya melucuti senjata di depot tentara Jepang pada 1946.
Sebelum terjun ke dunia militer, Kawilarang mengenyam sistem pendidikan Eropa. Kawilarang menempuh pendidikan dasar di sebuah Europeesche Lagere School (ELS), mula-mula di Tjandi, Semarang kemudian di Cimahi, Jawa Barat. Selesai pendidikan, Kawilarang melanjutkan ke Hoogere Burgerschool te Bandoeng yang sekarang ditempati SMA Negeri 3 Bandung dan SMA Negeri 5 Bandung.
Selesai pendidikan menengah, Kawilarang mengikuti jejak ayahnya masuk pendidikan militer. Pada awalnya Kawilarang di Korps Pendidikan Perwira Cadangan KNIL (Corps Opleiding Reserve Officeren, CORO) pada 1940, kemudian ke Akademi Militer Kerajaan (Koninklijk Militaire Academie) darurat di Bandung dan Garut, Jawa Barat selama dua tahun sejak 1940-1942.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait