Ia menegaskan bahwa kedai yang didirikannya tidak hanya ingin menjual produk tapi juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
Nama Omakaryo sendiri, kata Fakhri, berasal dari Oma dalam Bahasa Manado berarti nenek. Sedangkan Karyo adalah nama keluarga (kakek).
Makna lain adalah Oma artinya rumah dan karyo adalah karya. Bisa disimpulkan Omakaryo artinya rumah untuk berkarya.
“Harapannya kedai ini akan menjadi tempat anak muda dalam berkarya, menyelesaikan tugas dan lainnya. Jadi tidak hanya tempat nongkrong saja,” ujarnya sembari tertawa.
Fakhri berharap, ke depan kedai yang dibanggunnya ini bisa dijadikan role model kedai-kedai lain agar tergerak untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik.
Lebih jauh ia berharap, kedai yang dirintisnya ini nantinya juga bisa bermanfaat bagi warga sekitar, terutama para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Lantas bagaimana dengan harga? tentunya cukup bersahabat bagi kantong mahasiswa. Beragaman menu makanan dan minuman dibandrol dengan harga ribuan, belasan hingga puluhan ribu.
Editor : Ali Masduki