SURABAYA, iNews.id – Polemik pengelolaan Pasar Semolowaru Surabaya tak kunjung menemui titik temu. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terkesan membiarkan kisruh pengelolaan pasar.
Fakta ini membuat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Semolowaru bingung. Pasalnya, LPMK yang harus menanggung semua operasional yang ada di pasar, mulai kebersihan hingga pembayaran petugas keamanan.
Tak tanggung-tanggung, biaya operasional yang dikeluarkan LPMK untuk kebutuhan pasar mencapai Rp8 jutaan/bulan. Dana operasional ini diambil dari uang kas yang dimiliki LPMK. “Kalau terus seperti inikan dana kas LPMK habis,” kata Ketua LPMK Semolowaru, Noor Wibowo.
Bowo panggilan Noor Wibowo meminta supaya Pemkot segera mersepon permasalahan di pasar Semolowaru. Ia menegaskan, seluruh warga Semolowaru yang diwakili RW sudah sepakat untuk tidak memperpanjang kerja sama dengan Koperasi Dadi Rukun.
Editor : Arif Ardliyanto