SURABAYA, iNews.id - Ganjarist Jawa Timur menggelar silaturahmi sekaligus memperkuat program organisasi, Sabtu (31/7/2022).
Kegiatan ini meliputi penguatan media sosial (medsos) serta presentasi Ganjarist Digital Academy yang dibawakan oleh Direktur Pengembangan Program Propinsi Jatim Yusuf Muhammad dan Wadir Humas dan Media Kornas Ganjarist Ahmad Madani.
Kegiatan selanjutnya adalah penguatan Keorganisasian Ganjarist dan Kampanye Media yang dibawakan Direktur pengembangan Organisasi Kornas Ganjarist Dwi Kundoyo dan Direktur Media dan Humas kornas Ganjarist Estugraha.
Kegiatan ini dihadiri Ketua umum Ganjarist Eko Kuntadhi beserta sekjen Kris tjandra serta Pembina Ganjar1st Teddy Supriadi.
Dalam sambutannya, Eko Kunthadi mengatakan sangat mengapresiasi acara ini yang kedua kalinya di kota Surabaya.
“Saya sangat mengapresiasi acara Silaturahmi Satrel Ganjarist se Jawa Timur ini. Ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia terkhusus masyarakat Jawa Timur betul betul bersemangat untuk ikut berperan aktif dalam menentukan arah Indonesia yang lebih baik”, ucapnya.
Eko Kuntadhi juga menuturkan bahwa Jawa Timur termasuk kunci kemenangan pilpres kelak. “Ini yang harus diisi oleh teman-teman Ganjarist agar bergerak lebih massiv di darat (lapangan) dan di udara (medsos)," tandasnya.
Sementara itu Pembina Ganjaris Tedi Supriadi mengatakan dirinya ingin melihat Indonesia yang lebih baik.
“Hanya ingin melihat indonesia yang lebih baik, bukan hanya pada tujuan mengantar Ganjar Pranowo jadi Presiden. Ini untuk meneruskan hasil kerja Jokowi, berharap satrel yang ada di Jatim harus lebih giat lagi untuk mempromosikan dan memperkenalkan sosok,"ungkapnya.
Sementara itu,Koordinator Satuan Relawan Ganjarist Surabaya, Ayu Intan Mustika Ratna mengatakan, gerakan masif lewat udara atau media sosial sebagai sarana kampanye ternyata lebih efektif bagi partai politik ataupun organisasi relawan bahkan kandidat kepala daerah.
Sebab, ketika ide dan gagasan yang disampaikan oleh kandidat melalui media sosial, bisa langsung segera direspons oleh audiens.
Para kandidat juga bisa berinteraksi langsung dengan pemilih, misalnya menjawab pertanyaan langsung di media sosial.
Sehingga terjalin kedekatan antara kandidat dan pemilih. "Media sosial telah mengubah tataran kehidupan kita, dan tidak terkecuali dalam dunia perpolitikan di Indonesia," tutup Ayu.
Editor : Ali Masduki