get app
inews
Aa Text
Read Next : PKS Jatim Tegaskan Dukungan untuk Khofifah-Emil dan Visi "Gerbang Baru Nusantara"

Rizal Ramli Sebut Permainan King Maker Jokowi Tak Efektif

Kamis, 04 Agustus 2022 | 16:59 WIB
header img
Tokoh Nasional Dr Rizal Ramli. (Foto: MPI)

SURABAYA, iNews.id - Tokoh Nasional Dr Rizal Ramli (RR) menyebut bahwa permainan ‘King-Maker’ Jokowi tidak akan efektif dan hanya akan menjadi akrobatik media, serta tidak mengurangi resiko pasca kepemimpinannya. 

Dukungan Jokowi kepada Capres berikutnya nyaris tidak akan berarti banyak, bahkan bisa-bisa merugikan (backfired) karena kondisi rakyat sedang susah baik karena kesulitan ekonomi maupun pola tindak yg semakin otoriter. 

"Rakyat sudah keburu sebal karena perilaku dinastik Jokowi dan semakin meluasnya perilaku KKN," terang RR, Kamis (4/8/2022). 

RR menegaskan, bahwa dukungan (endorsement) oleh mantan presiden bisa sangat efektif jika presiden itu punya reputasi dan track record luar biasa. 

Contohnya dukungan Presiden Amerika paling hebat Franklin Roosevelt kepada tokoh biasa Truman, atau Presiden populer Reagan mendukung Capres George Bush Sr. 

Kemudian, dukungan ‘tidak langsung dan anumerta’ Pendiri Republik Presiden Soekarno sangat membantu terpilihnya Megawati. 

Tetapi dukungan Presiden Soeharto pada tahun 1998 kepada Habibie hanya membuat Habibie bertahan 1 tahun sehingga harus mengadakan Pemilu tahun 1999.

Dari beberapa contoh besar tersebut, RR menyarankan agar Presiden Jokowi harusnya sadar diri bahwa dukungannya (endorsement) kepada Capres tidak akan effektif dan bahkan bisa berdampak negatif karena sejumlah faktor. 

"Antara lain, Jokowi tidak punya kekuasan terhadap partai, apalagi sampai 20%," ucap dia. 

Kemudian, ujar RR, dukungan Jokowi kepada beberapa orang Capres-Capres, tidak fokus dan sangat cair sehingga tidak akan efektif. 
Selanjutnya, ada kemungkinan Capres pasca-Jokowi harus melanjutkan program Jokowi. 

"Itu kriteria yang ngawur, meneruskan proyek-proyek infstruktur dengan beban utang, proyek tidak urgent seperti IKN, kebijakan yang merugikan seperti Omni-Bus Law, amputasi KPK, rencana KUHP otoriter," ungkap RR. 

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan Jokowi untuk mengurangi resiko terhadap dinasti Jokowi? 

"Jokowi harus belajar 'tahu diri' dan 'berterima kasih'. Jangan lagi sok-sok main-main King-Maker. Belajar berterima kasih kepada Prabowo yang mendukung dan membiayai pemilihan Jokowi jadi Gubernur DKI. Juga berterima kasih kepada Megawati yang telah mendukung Jokowi jadi Presiden 2014 dan 2019 dengan tidak mendukung calon boneka yang tidak disetujui Megawati," cetusnya. 

RR juga menyarankan agar Jokowi kembali fokus ke Trisakti, yang telah diabaikan Jokowi selama 7 tahun berkuasa, memerintahkan menteri fokus menyelesaikan masalah yang membuat rakyat hidup susah, bukan malah sibuk kampanye wara-wiri.

Kemudian, juga melakukan langkah untuk mengembalikan demokrasi yang bersih dan amanah dengan cara mendorong penghapusan threshold 20%, kembali sesuai dengan UUD yaitu tidak ada threshold (0%). Capres-capres dicalonkan oleh partai yang ikut Pemilu. 

"Jika langkah itu dilakukan maka Jokowi akan meninggalkan legacy yg bersejarah dan bisa mengurangi resiko pasca-Jokowi," tegasnya. 

Karena, RR melihat selama ini Jokowi berpotensi tidak akan meninggalkan legacy yang berarti.

"Boleh dikata, legacy-nya dubious. Ekonomi rakyat susah, infrastruktur-beban-utang, 'raja utang’ dan janji-janji soal Trisakti, Nawacita dan lain-lain. Kebijakan-kebijakan anti-demokrasi, kontradiksi antara ucapan vs tindakan," ujarnya. 

Menurut mantan Menko Bidang Maritim RI ini, Jokowi tidak pernah berjuang untuk menegakkan demokrasi di Indonesia. Tapi, Jokowi diuntungkan dan menikmati manfaat dengan adanya demokrasi, sehingga bisa menjadi presiden. 

"Tetapi sejak berkuasa, Jokowi secara bertahap melakukan amputasi terhadap demokrasi dgn berbagai kebijakan dan pola tindak yang semakin otoriter," tutup Rizal Ramli

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut