BANJARMASIN, iNewsSurabaya.id - Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) berkolaborasi dengan Komunitas Young Solidarity Banjar Baru dan Perkumpulan Telapak Kalimantan Selatan melakukan kegiatan Brand Audit di Sungai Kemuning Banjar Baru, Sungai Barito dan Sungai Martapura.
Aktivis Perkumpulan Telapak Kalimantan Selatan, Lisber Halomoan mengatakan, audit terhadap brand atau merk sampah plastik yang banyak ditemukan di sungai-sungai di Kalimantan Selatan tersebut untuk mengetahui produsen apa yang paling banyak mencemari sungai-sungai.
Hasilnya, sampah-sampah plastik yang paling banyak ditemukan adalah packaging dari produsen kebutuhan sehari-hari. Seperti PT Unilever, PT Wings, PT Indofood, PT Nestle dan PT Unicharm Produsen pembalut wanita dan Popok bayi.
Lisber menjelaskan bahwa sampah plastik yang ada di sungai-sungai akan terpecah menjadi serpihan plastik berukuran kecil yang disebut Mikroplastik.
“Karena ukuran mikroplastik sama dengan ukuran plankton, maka ikan-ikan di sungai menganggap mikroplastik adalah makanan. Semakin banyak sampah plastik yang dibuang ke sungai maka akan semakin banyak jumlah mikroplastik yang ada dalam lambung ikan," terangnya, Senin (05/9/2022).
Peneliti ESN Prigi Arisandi mengungkapkan, pencemaran Mikroplastik pada Rantai makanan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito menjadi ancaman baru bagi masyarakat di Kalimantan Selatan.
Temuan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara dan Perkumpulan Telapak Kalimantan Selatan menemukan bahwa 10 Spesies ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat mengandung mikroplastik 53 Partikel Mikroplastik/Ekor.
“10 ekor ikan yang diteliti adalah ikan patung, seluang, Tembubuk, Lompok, Lais, Nila, Puyau, Sili-sili, Handungan dan Ikan Senggiringan ternyata telah terkontaminasi mikroplastik. Ikan lais paling banyak tercemar dengan kandungan dalam lambungnya sebesar 135 Partikel Mikroplastik,” ungkapnya.
Editor : Ali Masduki