Bukan hanya itu, wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu juga ingin pengerjaan saluran di sekitar Gedung Pers Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan di depan RS Siloam, Jalan Karimun Jawa. “Karena kan dulu semuanya itu masuk ke arah Jalan Srikana, mulai sekarang aliran air yang ada di Jalan Biliton saya tarik untuk masuk ke arah RS Siloam, ini rumah pompanya juga sudah mau selesai. Kalau semua sudah terkoneksi, itu sudah tidak ada lagi banjir,” ujar Cak Eri.
Cak Eri menjelaskan, kenapa di sekitar Jalan Biliton itu bisa terjadi genangan, itu disebabkan karena saluran air yang ada di kawasan tersebut kecil. Sehingga, tidak bisa maksimal menampung air debit ketika terjadi hujan deras. “Karena itu masih saluran lama, yang ukurannya cuma 60 cm. Makanya ini saya dengan teman - teman DSDABM masih memikirkan itu, kalau bongkar itu (saluran) otomatis kan bongkar pedestriannya juga,” terang Cak Eri.
Idealnya, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memakai box culvert ukuran 1,5 - 2 meter. Ketika saluran itu ukuran box culvertnya tidak sama rata maka akan terjadi penumpukan debit air sehingga terjadi genangan air. “Kalau ada warga yang protes kenapa kok masih banjir, salah satunya ya karena itu (box culvert) menyempit, karena kurang lebar,” jelasnya.
Cak Eri memastikan 55 titik saluran dan sodetan yang saat ini digarap oleh pemkot akan selesai pada November 2022 mendatang. Saat ini, prosesnya telah mencapai 90 persen, karena sebagian besar saluran dan sodetan itu sudah bisa digunakan, hanya tinggal dirapikan dan pemasangan toping.
Editor : Arif Ardliyanto