Kebutuhan LNG dunia, khususnya regional Asia Pasific pada tahun 2022 mencapai 273 mmtpa dan akan terus tumbuh 2.8% pertahun hingga tahun 2050 sebesar 585 mmtpa. Terlebih kondisi geopolitik dan upaya menuju energi bersih secara global membuat nilai bisnis LNG semakin menarik.
“Peluang LNG PGN untuk masuk ke dalam pasar internasional sangat terbuka lebar, utamanya melihat dari sisi cadangan gas bumi, dan demand LNG di pasar internasional. Maka untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, pengembangan moda non pipa (beyond pipeline) untuk distribusi LNG adalah keharusan. Untuk itu kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting dilakukan,” terangnya.
Nota Kesepahaman hari ini akan menjadi dasar untuk penjajakan potensi bisnis dalam rangka pengembangan bisnis dan niaga gas bumi, LNG, sebagai energi transisi menuju energi baru dan terbarukan. Serta meningkatkan peluang pemasaran LNG atas portfolio PT Pertamina (Persero) yang akan dialihkan ke PGN, trading LNG dari dan/atau ke pihak ketiga lainnya sehingga dapat berperan dan memberikan multipplier effect bagi perekonomian nasional dan masyarakat.
Haryo mengharapkan kerjasama dengan PPET ini juga dapat memberkan peluang bagi perwira PGN untuk benchmarking dan menerima transfer knowledge terkait bisnis trading LNG pasar internasional, dan untuk mewujudkannya PGN membutuhkan mitra strategis untuk mempercepat penetrasi dan komersialisasi bisnis LNG.
Editor : Ali Masduki