Lurah Semolowaru, Suwarti mengatakan, protes yang dilakukan pedagang ini mendadak, pihaknya tidak mengetahui dari awal. Namun dengan berbagai pertimbangan, dirinya memberikan beberapa solusi yang disetujui pedagang. “Para pedagang ini protes ada pemutusan aliran listrik dipasar, padahal mereka sudah membayar iuran. Kasihan mereka (pedagang),” katanya.
Seharusnya insiden seperti ini tidak perlu terjadi, ujar Suwarti, semua pihak harus menahan diri. Pasar Semolowaru ini masih memiliki masalah, jadi semua pihak tidak diperbolehkan menarik iuran. Menurut dia, hanya petugas yang diberi kewenangan menarik iuran untuk kebutuhan listrik yang diperbolehkan.
“Kalau disini (Pasar Semolowaru), petugas yang diberi kewenangan menarik iya Pak Manu (Petugas Kebersihan). Itu sudah kesepakatan dengan pedagang,” terangnya.
Aksi puluhan pedagang Pasar Semolowaru mendatangi kantor kelurahan. Mereka melayangkan protes aliran listrik diputus PLN. Foto iNewsSurabaya/arif
Dengan adanya aksi protes ini, lanjutnya, disepakati penarikan iuran untuk kebutuhan pembayaran listrik dilakukan Manu. Namun jika hasil penarikan ada kekurangan, maka pedagang akan melakukan iuran kembali untuk melengkapinya. “Pedagang sepakat iuran ditarik Pak Manu, begitu juga dengan pembayaran listrik juga dilakukan Pak Manu. Kalau kurang, pedagang iuran kembali kekurangannya,” tegas Lurah yang murah senyum ini.
Editor : Arif Ardliyanto