SURABAYA, iNews.id – Puluhan pedagang Pasar Semolowaru mendatangi kantor kelurahan. Mereka melayangkan protes aliran listrik diputus PLN, pasar tersebut dianggap masih memiliki tunggakan pembayaran selama dua bulan.
Sikap protes ini terjadi karena selama ini pedagang telah membayar kewajiban berupa iuran rutin. Namun tanpa ada alasan yang jelas, PLN tiba-tiba melakukan pemutusan aliran listrik. Setelah ditanyakan, pihak PLN memberikan penjelasan kalau Pasar Semolowaru memiliki tunggakan pembayaran selama dua bulan.
“Kok bisa Pasar Semolowaru memiliki tunggakan pembayaran listrik. Aneh ini,” kata Endang, salah satu pedagang Pasar Semolowaru.
Endang mengatakan, selama ini pedagang telah dimembayar iuran yang ditarik oleh petugas bernama Manu. Petugas tersebut memberikan hasil tarikan iuran pedagang kepada Koperasi Semolowaru Dadi Rukun. Faktanya, uang tersebut tidak dibayarkan ke PLN.
“Uang iuran telah ditarik dan diminta KSDR (Koperasi Semolowaru Dadi Rukun), tapi tidak dibayarkan ke PLN. Kami sangat kecewa, akhirnya kita protes ke kelurahan,” ujarnya.
Pardi, Pedagang Pasar Semolowaru lain menambahkan, pihaknya tidak mengetahui alasan kenapa Koperasi Dadi Rukun tidak membayar listrik ke PLN. Padahal kewajiban untuk membayar telah dilakukan. “Kita ditarik Pak Manu (Petugas Penarikan), lha kok listrik diputus, kan ini tidak benar. Kami butuh listrik,” ucapnya.
Pardi mengaku kaget karena hasil penarikan uang dari pedagang diminta Koperasi Dadi Rukun. Padahal, koperasi tersebut tidak memiliki kewenangan mengelola keuangan pasar. “Kan belum ada penunjukan resmi dari Pemkot, kenapa kok uang diberikan ke Koperasi Dadi Rukun,” ujarnya.
Atas dasar itu, Pardi mengaku pedagang telah membuat kesepakatan didepan Lurah Semolowaru, untuk mengutus petugas penarikan membayar sendiri listrik ke PLN, tanpa melalui Koperasi Dadi Rukun. “Kami sepakat hasil penarikan iuran untuk membayar listrik dibayarkan sendiri Pak Manu (petugas penarikan), bukan lewat Dadi Rukun,” jelas dia.
Aksi puluhan pedagang Pasar Semolowaru mendatangi kantor kelurahan. Mereka melayangkan protes aliran listrik diputus PLN. Foto iNewsSurabaya/arif
Sementara itu, Petugas Penarikan Pasar Semolowaru Manu mengatakan, dirinya melakukan penarikan uang untuk kebutuhan pembayaran listrik ke pedagang. Niatnya hasil penarikan untuk pembayaran listrik, namun uang tersebut diminta oleh Koperasi Dadi Rukun, akhirnya diberikan. “Saya ada bukti semua, berapa hasil penarikan yang diminta Koperasi Dadi Rukun,” ujarnya.
Lurah Semolowaru, Suwarti mengatakan, protes yang dilakukan pedagang ini mendadak, pihaknya tidak mengetahui dari awal. Namun dengan berbagai pertimbangan, dirinya memberikan beberapa solusi yang disetujui pedagang. “Para pedagang ini protes ada pemutusan aliran listrik dipasar, padahal mereka sudah membayar iuran. Kasihan mereka (pedagang),” katanya.
Seharusnya insiden seperti ini tidak perlu terjadi, ujar Suwarti, semua pihak harus menahan diri. Pasar Semolowaru ini masih memiliki masalah, jadi semua pihak tidak diperbolehkan menarik iuran. Menurut dia, hanya petugas yang diberi kewenangan menarik iuran untuk kebutuhan listrik yang diperbolehkan.
“Kalau disini (Pasar Semolowaru), petugas yang diberi kewenangan menarik iya Pak Manu (Petugas Kebersihan). Itu sudah kesepakatan dengan pedagang,” terangnya.
Aksi puluhan pedagang Pasar Semolowaru mendatangi kantor kelurahan. Mereka melayangkan protes aliran listrik diputus PLN. Foto iNewsSurabaya/arif
Dengan adanya aksi protes ini, lanjutnya, disepakati penarikan iuran untuk kebutuhan pembayaran listrik dilakukan Manu. Namun jika hasil penarikan ada kekurangan, maka pedagang akan melakukan iuran kembali untuk melengkapinya. “Pedagang sepakat iuran ditarik Pak Manu, begitu juga dengan pembayaran listrik juga dilakukan Pak Manu. Kalau kurang, pedagang iuran kembali kekurangannya,” tegas Lurah yang murah senyum ini.
Editor : Arif Ardliyanto