SURABAYA, iNews.id - Peristiwa kebakaran Gedung Cyber 1 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada 2 Desember 2021 lalu sempat melumpuhkan layanan internet di beberapa situs dan aplikasi.
Salah satu yang terdampak adalah layanan Niagahoster, perusahaan penyedia layanan webhosting. Namun, hanya layanan jaringannya saja yang sempat tumbang. Sedangkan semua data milik klien Niagahoster tetap aman di data center.
Niagahoster menggunakan data center PT DCI Indonesia, Tbk yang sama sekali tidak mengalami dampak dari kebakaran Gedung Cyber dan servernya tetap aman.
Hanya saja, memang beberapa penyedia jaringan internet melewati jalur Gedung Cyber tersebut, sehingga jaringan internet Niagahoster dan klien juga sempat ikut terdampak, yang kemudian menyebabkan website tidak bisa diakses untuk sementara.
Peristiwa tersebut membuat banyak orang ikut penasaran dengan data center dan mengapa kejadian yang menimpa Gedung Cyber bisa berdampak pada jaringan internet serta beberapa website dan aplikasi di Indonesia.
Menurut Head of Linux System Administrator Niagahoster, Rhevin Fardhika Putra, data center atau pusat data adalah sebuah bangunan yang digunakan untuk menyimpan banyak server dan salah satu fungsinya adalah untuk menampung traffic website atau aplikasi web. Agar traffic website atau aplikasi web lancar, pastinya pemilik website harus memilih data center terbaik.
“Data center yang baik harus bisa terus menyala meskipun listrik dari PLN mati, harus bebas banjir, memastikan internet selalu lancar, dan memiliki sistem pendingin atau penghangat yang bisa mengatur kondisi ruangan tetap optimal, memiliki sistem proteksi kebakaran, serta harus ada teknisi yang siap sedia 24 jam untuk mengatasi jika ada masalah yang harus segera membutuhkan bantuan,” ujar Rhevin.
Editor : Ali Masduki