Miris, 40 Warga Surabaya Serahkan Orang Tuanya ke Panti Jumpo, Resmi dengan Pernyataan

Anna menyatakan, panti sosial UPTD Griya Werdha seharusnya dikhususkan bagi lansia miskin terlantar dan tidak memiliki keluarga. Namun, tetap saja ada pengajuan lansia untuk tinggal di Griya Werdha meski orang tua itu masih memiliki anak dan keluarga. "Surat pengajuan yang masuk di tahun 2022 ini kurang lebih ada 40 an," ujar dia.
Ia menyebutkan, mayoritas warga yang ingin menyerahkan orang tua mereka ke Griya Werdha, karena alasan faktor ekonomi. Meski demikian, pihaknya pun tak serta merta untuk langsung dapat menerima. "Jadi tidak semua kami terima, kami turunkan tim dari Griya Werdha untuk outreach terlebih dahulu," jelasnya.
Menurut dia, apabila faktor ekonomi yang menjadi alasan, Dinsos Surabaya akan melakukan pendekatan kepada anak atau keluarganya. Jika memungkinkan, pihak keluarga atau anak akan diberikan intervensi bantuan permakanan atau program padat karya supaya orang tua mereka tetap dapat tinggal bersama.
"Maka saya tidak serta merta mengambil orang tua itu. Tapi saya mendekati dahulu anak atau keluarganya. Kan kasihan, karena sebaik-baik perawatan itu ada di keluarganya," tuturnya.
Ia lantas mencontohkan fenomena yang pernah terjadi di salah satu wilayah kecamatan Surabaya. Saat itu ada seorang warga yang ingin menyerahkan orang tua mereka ke UPTD Griya Werdha. Padahal warga tersebut tergolong keluarga yang mampu.
"Karena alasan istri mudanya yang tidak mau merawat, akhirnya orang tuanya diserahkan ke Griya Werdha. Itu kasihan orang tuanya, makan sampai dikasih tetangga. Akhirnya, sore harinya itu langsung kami ambil," ungkap dia.
Editor : Arif Ardliyanto