get app
inews
Aa Text
Read Next : Gumelar-Rudi Diyakini Mampu Majukan Pariwisata Berbasis Desa di Kota Batu

Sidoarjo Bakal Miliki Wisata Baru, Ini Konsep yang Diusung Desa Simoketawang Bersama Untag Surabaya

Rabu, 30 November 2022 | 07:14 WIB
header img
Untag Surabaya komitmen mengembangkan Desa Wisata dengan memanfaatkan Tanah Kas Desa (TKD) untuk disulap menjadi lokasi wisata menarik. Foto iNewsSurabaya/ist

SIDOARJO, iNewsSurabaya – Komitmen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya mengembangkan Desa Wisata tak diragukan. Untag terlibat memanfaatkan Tanah Kas Desa (TKD) untuk disulap menjadi lokasi wisata yang menarik.

Salah satu daetah yang menjadi pengembangan Desa Wisata adalah Desa Simoketawang Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Tim Untag bersama desa sedang melakukan penataan desa wisata dengan produk unggulan wisata Kelengkeng. Program ini diinisiasi oleh Kepala Desa Zainudin Elyas sejak tahun 2018 dan mendapatkan apresiasi dari pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

Pengembangan ini dilakukan dengan penggunaan anggaran dana desa yang diterima. Dana tersebut untuk mendukung program pengembangan desa wisata dengan menggunakan tanah kas miliknya. Untuk mendukung program pengembangan desa wisata, pemerintah desa (pemdes) mempersiapkan master plan sebagai pedoman dalam pengembangan desa wisata. “Sivitas akademika Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya) terlibat aktif dalam mendampingi kegiatan pengembangan wisata Kelengkeng di Desa Simoketawang. Kita juga berinisiatif mendampingi kegiatan penyusunan master plan tersebut,” kata Tigor Wilfritz Soaduon Panjaitan, S.T., M.T., PhD dari Program Studi (Prodi) Arsitektur Untag Surabaya yang terlibat membuat desain. 

Menurutnya, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari 31 kegiatan Program Matching Fund yang diusulkan oleh Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pada pendanaan tahun 2022 dengan ketua pengusul Febby Rahmatullah Masruchin, S.T., M.T.

Program ini juga melibatkan 5 mahasiswa MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dari program studi arsitektur, antara lain M. Dzaki Al Mualif, Ahmad Murtadho, Azzahra Putri Laksana, M. Dicky Sadullah, dan Marino Yandrian.

Kegiatan penyusunan master plan ini dilatarbelakangi oleh kepedulian Untag Surabaya, dalam hal ini prodi Arsitektur. Mereka melakukan pendampingan proses pengembangan desa wisata agar terarah dan tertata. Harapannya agar pembangunan yang dilakukan memiliki sebuah grand design yang tidak saja berfungsi sebagai pedoman tetapi juga pengendali, agar perkembangan desa wisata sesuai dengan daya dukung dan potensi kawasan. 

“Aktivitas ini dilaksanakan selama 6 bulan sejak bulan Juli hingga Desember 2022 dengan 4 bulan efektif pelaksanaan (Agustus hingga Nopember). Bulan Juli 2022 merupakan tahap persiapan dan Desember 2022 merupakan tahap evaluasi,” ujarnya.


Untag Surabaya komitmen mengembangkan Desa Wisata dengan memanfaatkan Tanah Kas Desa (TKD) untuk disulap menjadi lokasi wisata menarik. Foto iNewsSurabaya/ist

Sementara kegiatan yang dilaksanakan antara bulan Agustus hingga November antara lain survei lokasi, merencanakan konsep wisata, merencanakan sirkulasi kendaraan dan orang, merencanakan fungsi/tema setiap Tanah Kas Desa (TKD). Proses perencanaan juga menggunakan pendekatan partisipatif, dimana perangkat desa dan masyarakat sebagai pengelola ikut terlibat secara aktif. Hal ini dimaksudkan agar produk perencanaan sesuai dengan konteks lokasi dan harapan masyarakatnya.

Sementara penyusunan master plan ini fokus untuk mengintegrasikan TKD yang tersebar di Desa Simoketawang menjadi destinasi wisata yang saling terkoneksi. Dalam perencanaan masterplan ini, setiap TKD memiliki konsep (tema) yang berbeda – beda. Hal ini ditujukan untuk menambah daya tarik sehingga wisatawan tertarik untuk mengunjunginya setiap obyek wisata yang ada di Desa Simoketawang. 

“Potensi alam yang melimpah membuat perencanaan desain ini tidak banyak mengubah kondisi asli melainkan mempertahankan keaslian desa. Keaslian inilah yang memiliki kesan yang natural dan menambah daya tarik wisatawan,” papar Tigor.

Pada TKD 1 dan 2 ungkapnya, memiliki konsep sebagai tempat pemancingan dan spot foto untuk menambah daya tarik wisatawan. TKD 3 dan  4 memiliki konsep yang akan dikembangkan sebagai tempat parkir, area kuliner, dan menjadi area stopping untuk kendaraan wisata seperti delman, kereta kelinci, sepeda angin, dan lain – lain. 


Untag Surabaya komitmen mengembangkan Desa Wisata dengan memanfaatkan Tanah Kas Desa (TKD) untuk disulap menjadi lokasi wisata menarik. Foto iNewsSurabaya/ist

Untuk TKD 5 memiliki konsep yang akan dikembangkan sebagai wisata kuliner panggung yang memiliki view persawahan dan dilanjutkan dengan konsep pemancingan. TKD 6 yang berada di dekat lahan perumahan akan dikembangkan sebagai rest area yang berisikan tempat parkir, playground, dan tempat makan guna sebagai tempat peristirahatan wisatawan agar bisa bersantai setelah berwisata di Desa Simoketawang. TKD 7 yang akan dikembangkan sebagai wisata kebun kelengkeng, mini zoo, taman selfie, dsb. Sedangkan TKD 8 akan dikembangkan sebagai wisata bercocok tanam dan spot foto. TKD 9 sebagai pintu gerbang masuk serta sentra kuliner.

Perencanaan master plan ini mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah desa dan masyarakat. Sekalipun dalam perjalanan kegiatan matching fund ini terjadi pergantian kepala desa, tetapi transfer tongkat kepemimpinan tidak mengalami perubahan kebijakan.

Kepala desa yang baru tetap memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan matching fund ini. Selain produk master plan yang akan diserahkan kepada masyarakat desa Simoketawang, kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa ini juga menghasilkan artikel ilmiah  yang telah dipresentasikan pada sebuah seminar nasional. Masukan dan tanggapan dari forum ilmiah dapat lebih mempertajam produk perencanaan master plan.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut