get app
inews
Aa Read Next : Waspadai Cuaca Buruk, PLN UP3 Jember dan PLN Icon Plus Menata Kabel di Tiang Listrik Jember

Kisah 3 Pria Duduk di Kemudi Kapal Tanker Minyak Selama 11 Hari, Begini Kondisinya Saat ini

Kamis, 01 Desember 2022 | 13:46 WIB
header img
Tiga Pria Duduk di Kemudi Kapal Tanker Minyak 11 Hari, polisi telah menemukan mereka dan kategori penumpang gelap. Foto Okezone

MADRID, iNewsSurabaya.id - Perjuangan hidup dilakukan tiga pria yang menumpang di kapal tanker minyak. Mereka bertahan hidup diatas kemudi kapal selama 11 hari ditengah laut dan melawan terjangan ombak yang menghantam. 

Dikutip dari Okezone, pihak berwenang Spanyol telah menyelamatkan tiga pria yang menjadi penumpang gelap itu. Mereka melakukan perjalanan dari Lagos, Nigeria ke Kepulauan Canary, Spanyol. Para migran telah berada di laut selama 11 hari, menurut Marine Traffic, situs pelacakan kapal.

Sebuah foto yang dibagikan oleh penjaga pantai Spanyol menunjukkan ketiga pria itu duduk di kemudi kapal tanker Alithini II berbendera Malta, yang berlabuh di Las Palmas pada Senin, (28/11/2022). Tidak jelas apakah orang-orang itu menghabiskan seluruh perjalanan duduk di kemudi kapal.

Kantor berita Spanyol EFE sejak itu melaporkan bahwa penumpang gelap Nigeria telah diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit tempat mereka dirawat karena dehidrasi sedang dan hipotermia.

Salvamento Maritimo, badan penyelamat maritim Spanyol, mengatakan pihaknya harus menangani enam kasus serupa dalam dua tahun terakhir. Sofia Hernandez, yang mengepalai pusat koordinasi layanan di Las Palmas, mengatakan kepada AP bahwa migran cenderung mencari perlindungan di dalam struktur mirip kotak di sekitar kemudi.

Dia mencatat bahwa bepergian dengan cara seperti itu “sangat berbahaya” karena penumpang gelap tetap terpapar cuaca buruk dan laut yang ganas. Selain itu, tergantung pada berat kargo di atas kapal tanker, kemudi dapat sepenuhnya terendam air, menimbulkan bahaya yang signifikan bagi para imigran ilegal.

Txema Santana, seorang jurnalis dan penasihat migrasi ke Kepulauan Canary, telah menyatakan bahwa ini bukan upaya pertama dari para penumpang gelap untuk melakukan perjalanan berisiko, dan tidak akan menjadi yang terakhir. Dia mencatat bahwa tidak semua dari mereka akan memiliki “keberuntungan yang sama,” demikian diwartakan RT.

Kepulauan Canary milik Spanyol telah menjadi gerbang populer bagi para migran Afrika yang mencoba memasuki Eropa. Namun, sejak 2014, sekitar 2.976 migran telah meninggal atau hilang setelah upaya penyeberangan yang gagal, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi.

Kementerian Dalam Negeri Spanyol telah melaporkan bahwa sebanyak 11.600 orang telah mencapai pulau-pulau Spanyol dengan perahu sepanjang tahun ini, karena migrasi ke kepulauan dilaporkan tumbuh sebesar 51% dalam lima bulan pertama 2022, dibandingkan tahun sebelumnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut