get app
inews
Aa Text
Read Next : Inovasi Ramah Lingkungan, Warga Desa Bening Pelajari Cara Mengolah Limbah Minyak Jelantah

Kisah Para Wanita Pejuang Minyak Jelantah di Desa Kalitengah Sidoarjo

Selasa, 06 Desember 2022 | 20:11 WIB
header img
Sejak 2019 Pertagas OEJA melakukan program Taman Olah Jelantah yang membantu edukasi dan manajemen pengelolaan minyak jelantah. Foto/Istimewa.

SIDOARJO, iNewsSurabaya.id - Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang sering dijumpai sehari-hari. Hampir setiap rumah tangga atau restoran memasak menggunakan minyak goreng setiap hari. 

Namun minyak jelantah sering kali tidak dikelola dengan baik bagi sebagian masyrakat, dikarenakan masih banyak yang belum paham mengenai dampak bagi kesehatan dan lingkungan. 

Hal inilah yang terjadi di Desa Kalitengah, Sidoarjo Jawa Timur. Desa yang berada di jalan poros Sidoarjo ini adalah desa padat penduduk dengan lebih dari 40 UMKM kuliner di daerahnya. 

Berdasarkan survey dan data profil Kecamatan Tanggulangin, konsumsi minyak goreng di Tanggulangin setidaknya 1 liter per rumah tangga/bulan. Dan dari konsumsi ini sebanyak rata-rata 20% menjadi minyak jelantah atau minyak sisa penggorengan. Artinya Desa Kalitengah yang terdiri dari 2.668 KK berpotensi menghasilkan 533,6 liter minyak jelantah per bulan.

Dahulu warga Kalitengah yang tidak mengerti cara mengelola minyak jelantah membuang begitu saja minyak jelantah ke selokan dan saluran pembuangan air. 

Seorang ibu di Desa Kalitengah, yakni Iftatus Scolichah menceritakan dampak membuang jelantah sembarangan yang membahayakan lingkungan dan warga. 

“Dulu karena buang jelantah sembarangan membuat saluran tersumbat dan menyebabkan banjir. Belum lagi oknum yang kami curigai mengoplos jelantah jadi minyak curah yang membahayakan jika dikonsumsi,” kenang Iftatus.

Iftatus bersama 14 orang ibu-ibu lainnya tergerak untuk menangani masalah ini. Ia dan perwakilan ibu-ibu dari beberapa RT mulai bergerak mengumpulkan minyak jelantah di lingkungan Desa Kalitengah. 

“Desa harus tetap bersih dan sehat. Kami harus bergerak, tak peduli meski harus mengetuk pintu dari rumah ke rumah,” jelas Iftatus.

Perjuangan mereka yang gigih mendapatkan perhatian dari PT Pertamina Gas Operation East Java Area (Pertagas OEJA) yang memiliki pipa gas berdekatan dengan Desa Kalitengah. 

Demi mendukung upaya para wanita di desa tersebut, sejak 2019 Pertagas OEJA melakukan program Taman Olah Jelantah yang membantu edukasi dan manajemen pengelolaan minyak jelantah.

Pertagas memulai program dari kegiatan edukasi bahaya minyak jelantah untuk kesehatan dan lingkungan, serta cara-cara pengelolaan yang bertanggung jawab. 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut