Ia mengakui bahwa masih banyak warga Surabaya yang belum memiliki pekerjaan dan hidup di bawah garis kemiskinan. Menurut dia, untuk menyelesaikan persoalan tersebut, maka dibutuhkan peran serta dan gotong royong masyarakat. "Jadi yang kaya membantu yang miskin, yang kuat menolong yang lemah. Nah, yang lemah dan yang miskin menghormati yang kaya dan kuat, karena dibantu seperti saudara," tuturnya.
Cak Eri kembali menegaskan keinginannya membangun Surabaya dengan bersinergi dan melibatkan semua pihak. Sebab, kata dia, pemerintah tentu tidak akan mampu menyelesaikan persoalan itu sendiri tanpa melibatkan masyarakatnya.
"Jadi waktunya kita untuk bersinergi satu dengan yang lainnya. Karena Insyaallah dengan sinergi kuat, maka Surabaya akan menjadi lebih hebat. Dengan sinergi kuat, maka Surabaya akan menjadi kota yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghofur," imbuhnya.
Di waktu yang sama, Pengawas Koperasi Sumber Rizky Alayna (SRA) Surabaya, Teguh Rahmanto menerangkan, bahwa Koperasi SRA merupakan pengembangan dari Koperasi Sumber Mulia Barokah (SMB) Yamatas di Jalan Tambak Wedi II, Kenjeran, Surabaya.
"Tujuannya untuk merekrut dan menambah jumlah penjahit di Surabaya Selatan dan sekitarnya. Kami berikhtiar mendekatkan layanan kepada para penjahit, sehingga jumlah penjahit yang akan direkrut menjadi semakin banyak," kata Teguh.
Sekarang ini, Koperasi Sumber Rizky Alayna telah berhasil merekrut sebanyak 36 orang penjahit. Meski begitu, ia juga mengajak anak-anak muda, terutama yang belum bekerja di wilayah Ngagel Rejo untuk menambah penghasilan dengan bergabung bersama Koperasi SRA.
"Nah, ini yang muda-muda harus disemangati. Ada ibu-ibu bisa mendapatkan tambahan penghasilan, masak yang muda-muda tidak bisa. Semoga dengan adanya ibu-ibu ini menjadi penyemangat," jelasnya.
Editor : Arif Ardliyanto