Maka dari itu, Wali Kota Eri memastikan, bahwa Pemkot Surabaya akan memberikan pendampingan bagi pedagang yang akan menjual Minyakita. Karena secara aturan, setiap pedagang yang menjual produk Minyakita harus mendaftar dulu melalui aplikasi SIMIRAH.
"Pak Mendag juga sudah menyampaikan bahwa pihaknya akan menggelontorkan Minyakita itu. Karena pada waktu sidak ke Surabaya terkait beras, kita sudah bisa menahan (menstabilkan) berasnya. Kita sampaikan juga terkait dengan minyak, langsung beliau rapat di pemkot dengan menugaskan direkturnya," katanya.
Di sisi lain, Wali Kota Eri Cahyadi juga menyatakan, jika Pemkot Surabaya akan terus intens melakukan monitoring harga Bahan Pokok (Bapok), khususnya minyak goreng dan beras di lapangan. Termasuk pula melakukan pengawasan pedagang yang menjual produk Minyakita di atas HET.
"Kalau pemkot hanya melakukan cek (monitoring) lapangan, siapa yang menjual (Minyakita) di atasnya HET. Tapi yang melakukan penindakan adalah Satgas Pangan (provinsi) dan kita bukan termasuk Satgas. Tugas kita (pemkot) adalah bagaimana ketika ada (harga Bapok) yang tinggi, maka kita akan lakukan operasi pasar dan tindakan lainnya," jelasnya.
Sebelumnya, saat meninjau Pasar Tambahrejo Surabaya pada Senin, (6/2/2023) lalu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan jika harga Bapok di pasar tradisional Surabaya stabil. Namun, ia mengakui jika keberadaan Minyakita mulai langka di pasaran.
"Minyakita sudah sedikit, harganya Rp15.000, padahal HET itu Rp14.000 paling mahal. Inilah yang kita selesaikan, mudah-mudahan dua minggu mendatang teratasi," kata Mendag Zulkifli.
Editor : Arif Ardliyanto