Reaksi Ridwan Kamil yang membuat kegaduhan ini dinilai memberi pengaruh yang disignifikan bagi masyarakat terhadap Gubernur Jabar tersebut.
Sebab mayoritas masyarkat melihat aspek negatif Ridwan Kamil sebagai pemimpin yang tidak bijak, tidak arif dan pemimpin Baper. Tentu ini semua akan memberikan efek tidak baik bagi nama beliau dikemudian hari.
Terlebih lagi Ridwan Kamil merupakan salah satu calon pemimpin yang kemungkinan akan maju sebagai Gubernur DKI Jakarta atau Gubernur Jabar di periode ke 2. Sehingga menurut Sukri penting bagi Ridwan Kamil untuk segera mengklarifikasi DM yang dilakukan ke pihak sekolah dimana Sabil bekerja.
“Ridwan Kamil harus bisa menjelaskan kepada publik. Saat ini ada anggapan di publik seolah-olah ada ditekan dari Ridwan Kamil melalui DM yang mengakibatkan adanya pemecatan Sabil. Jika Ridwan Kamil tak segera menjelaskan, maka memberikan dampak yang kurang baik baginya. Khususnya di Jabar,” pungkas Sukri.
Sebelumnya Dedi Haryadi, Koordinator Beyond Anti Corruption (BAC) menyampaikan kepada publik bahwa yang disampaikan Sabil ke Gubernur Jabar Ridwan Kamil merupakan kritik yang sangat valid.
Bahkan saat ini Ridwan Kamil terlihat sengaja memframing (membingkai) kritik tersebut sebagai persoalan etik, sopan santun atau tàta tertib. Padahal kalau ditelaah lebih dalam, menurut Dedi kritik guru tersebut mengandung tuduhan politik sangat serius.
Secara implisit ada tuduhan yang dialamatkan ke Ridwan Kamil. Ketika menjalankan tugas kedinasan sebagai Gubernur Jabar, menurut Dedi ia menggunakan atribut parpol.
“Apa yang dilakukan Ridwan Kamil ini dinilai merusak netralitas birokrasi dan ASN Pemprov Jabar. Selain itu yang dilakukan Ridwan Kamil tersebut dinilai merupakan suatu kecurangan. Sebab ia telah mencuri start kampanye terlebih dahulu. Selain itu Ridwan Kamil melakukan pelanggaran. Karena melakukan kampanye politik di lingkungan pendidikan,” kata Dedi.
Editor : Ali Masduki