BANYUWANGI, iNewsSurabaya.id – Banyuwangi memiliki banyak cara tradisional untuk mensyukuri nikmat yang diterima. Salah satunya budaya petik padi yang dilakukan sewaktu petani akan memanen hasil tanamanannya selama ini.
Dulu, tradisi ini menjadi satu keharusan sebagai rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Namun, tradisi ini mulai punah. Meski tak banyak yang melakukan tradisi ini, sekelompok warga juga melakukannya. Mereka berada di Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi yang mamih mempunyai tradisi metik padi atau wiwitan menjelang panen padi, (20/3/2023).
Namun tradisi tersebut kini jarang ditemukan dan nyaris punah, padahal tradisi metik padi ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu kala. Tetapi, karena perkembangan zaman, tradisi ini semakin hari ditinggalkan para petani itu sendiri.
"Disisi lain, petani Desa Tapanrejo masih melestarikan tradisi metik padi maupun wiwitan menjelang panen padi," ujar Slamet.
Pemilik sawah yang siap panen tersebut, Slamet, mengatakan bahwa iring - iringan warga yang membawa tumpeng yang berisikan ingkung ayam dan sesajen atau cok bakal dan oborampe dibawa menuju sawah untuk digelar upacara metik padi," terangnya.
"Bahkan diarea persawahan itu, para emak - emak bergerombol dan menggelar doa bersama untuk mengucap rasa syukur atas panenan padi kali ini," tambah Slamet.
Dalam kegiatan tersebut, dipimpin oleh seorang tokoh agama setempat bernama Muhadi menambahkan, bahwa kita punya kuwajiban untuk bersyukur kepada alloh, karena tanaman padi kita kali ini bagus dan tidak rusak,"ucapnya.
Banyuwangi memiliki banyak cara tradisional untuk mensyukuri nikmat yang diterima, salah satunya budaya petik padi. Foto iNewsSurabaya/siswanto
Muhadi setelah usai membaca dan berdoa, warga yang di dominasi para emak - emak tersebut langsung membuka tumpang dan nasi gurih yang siap saji.
"Metik padi atau wiwitan ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Alloh, karena hasil panen tanaman padi kali ini cukup bagus dan menggembirakan," terangnya.
Selain itu, tradisi metik padi ini harua dikenalkan terhadap generasi muda, agar budaya tradisi metik padi atau wiwitan seperti jangan punah,"tambah, Muhadi.
Editor : Arif Ardliyanto