Nanik mengungkapkan, keberhasilan pengobatan pasien TBC di Surabaya pada Triwulan I 2023 sudah mencapai 92 persen dari target Nasional 90 persen. Jumlah kasus TBC tersebut, sebagian besar terdapat pada kelompok usia produktif, yakni 45 sampai 54 tahun dengan didominasi jenis kelamin laki-laki.
"Hal ini dikarenakan pada kelompok usia dan jenis kelamin tersebut merupakan pekerja dengan mobilitas yang tinggi dan mempunyai kebiasaan/pola hidup sebagai perokok aktif," paparnya.
Karenanya, Nanik mengimbau masyarakat agar dapat mewaspadai ciri-ciri penyakit TBC. Di antaranya batuk, demam berkepanjangan, nyeri dada dan sesak nafas. "Kemudian ciri lain adalah nafsu makan menurun, berat badan menurun, dan berkeringat pada malam hari tanpa melakukan kegiatan,” jelasnya.
Nanik memastikan, Dinkes Surabaya akan terus memperluas jangkauan skrining. Ini dilakukan agar dapat mempercepat proses pengobatan dengan melakukan deteksi dini. Mulai dari investigasi kontak erat dan kontak serumah oleh Puskesmas dan Satgas TBC.
“Survei TBC oleh KSH di Aplikasi Sayang Warga. Serta pasien HIV, DM, balita stunting dan calon jemaah haji juga dilakukan skrining TBC,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto