BANYUWANGI, iNewsSurabaya.id – Temuan batu bata berukuran besar benar-benar menyita Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banyuwangi. Mereka melakukan penelitian untuk mengetahui secara pasti asal muasal batu bata tersebut, Minggu (30/4/2023).
Dari temuan awal, batu bata ini memiliki ukuran besar dengan ornament yang unik, sedangkan warnanya merah. Saat ini, temuan arfefak ini menghebohkan masyarakat Banyuwangi, kajian atas temuan batu bata terus dilakukan tim cagar budaya.
Ilham Triadi, Tim Cagar Budaya Banyuwangi (Praktisi Pusaka) saat dihubungi iNewsSurabaya.id melalui saluran telephone menyampaikan, pihaknya masih melakukan kajian dan menyusun laporan perkembangan riset yang dilakukan kepada Bupati Banyuwangi.
“Kami sedang melakukan kajian dan menyusun untuk dilaporkan ke Bupati Banyuwangi dan diteruskan kepada BPCB Jawa Timur,” katanya.
Ilham menambahkan, dari Karakteristik batanya kemungkinan pada masa kerajaan Blambangan di era Macan Putih menjelang abad ke-17. “Kemungkinan era kerajaan Blambangan, abad ke-17,” ujar dia.
Tim, lanjutnya, masih berusaha untuk mengetahui adanya pelataran dalam sebuah bangunan. Namun, temuan ini belum teridentifikasi. Jika dilihat dari struktur bata yang muncul, ungkap dia, dipermukaannya sepanjang 10,60 meter.
"Untuk mengetahui bangunan utama diperlukan ekskavasi dengan perencanaan yang matang dan melalui proses tentu makan waktu, tenaga pikiran serta anggaran yang signifikan," terangnya.
Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banyuwangi melakukan penelitian untuk mengetahui secara pasti asal muasal batu bata tersebut, Minggu (30/4/2023). Foto iNewsSurabaya/siswanto
TACB juga melakukan edukasi kepada masyarakat. Mereka harus mengembalikan bata yang sudah diambil dari lokasi penemuan batu bata. “Warga menyadari dan mengembalikan batu bata yang diambil,” ungkap Praktisi Pusaka ini.
“Tim cagar budaya Banyuwangi juga akan melacak keberadaan pecahan porselen dan puluhan fragmen gerabah yang disimpan oleh salah satu warga sebelum tim datang," kata Ilham Triadi.
Editor : Arif Ardliyanto