Warga tersebut diantaranya adalah Natan Indra Setiawan, 18, warga Dukuh Kupang Gang Lebar, RT 04/RW 07, Kecamatan Sawahan dan Mukri warga RT 03/RW 04, Pradah Kalikendal, Kecamatan Dukuh Pakis. Pada saat itu, keduanya melapor kondisi terkini banjir yang masuk hingga ke dalam rumah warga.
Menurut Wali Kota Eri, kedua warga Surabaya itu patut diapresiasi karena telah membantu pemkot memberi tahu ketika di kampungnya terjadi banjir pasca hujan deras. “Jadi saya ingin memberi apresiasi, karena yang saya tahu selama menjabat, yang banjir itu di Jalan Margorejo, Penghela, Ketintang, Ahmad Yani, dan sebagainya, itu semua sekarang sudah tidak banjir. Nah, sekarang di kampungnya (yang banjir), tanpa ada foto dari Mas Natan dan Pak Mukri akhirnya tahu, lah ternyata banyak yang banjir,” ujar Wali Kota Eri.
Dengan adanya keterbukaan melalui WAG Forkom ini, Wali Kota Eri mengaku, telah mengubah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang dialihkan sebagian untuk dana kelurahan (Dakel) dan penanganan banjir. Dengan diubahnya anggaran itu, ia meminta kepada lurah dan camat untuk bertemu dengan RT dan RW melakukan pendataan fasilitas publik yang ada di perkampungan.
“Jadi saya minta lurah dan camat itu untuk mendata, kampung mana saja yang tidak ada Penerangan Jalan Umum (PJU) dan yang ada banjir, sudah kami plot sekarang. Sehingga nanti ada yang dikerjakan menggunakan dakel tahun 2023, ada yang dikerjakan di tahun 2024,” jelasnya.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu menyampaikan, Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) dan Mendahului Perubahan Anggaran Keuangan (MPAK) itu telah disampaikan kepada DPRD Kota Surabaya dan disetujui untuk menyelesaikan permasalahan di perkampungan. “Anggaran tahun 2023 saya paksakan untuk itu semua, alhamdulillah bisa. Tanpa adanya WAG Forkom itu, saya menjadi tertutup dan tidak berani terbuka, bisa jadi tidak tahu kalau ada warga yang menderita,” sampainya.
Editor : Arif Ardliyanto