get app
inews
Aa Text
Read Next : Rayakan 70 Tahun Diplomasi Indonesia-Finlandia, Nola Learning Center Gelar Acara JOY of LEARNING

Cara Unik Wali Kota Tangani Banjir di Surabaya, Bisa Sampaikan Lewat Grup WAG Forkom, Begini Caranya

Sabtu, 06 Mei 2023 | 10:03 WIB
header img
Wali Kota Eri Cahyadi memiliki cara untuk menangani Banjir di Surabaya, keluhan Bisa disampaikan Lewat Grup WAG Forkom. Foto iNewsSurabaya/ist

Cak Eri tidak ingin ke depannya ada lagi Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) di kelurahan tanpa ada tindak lanjut karena keterbatasan anggaran dakel. Artinya, lanjut dia, pemkot harus mengubah dan membuat skala prioritas anggaran untuk kepentingan warga di perkampungan menggunakan dakel. 

Dalam kesempatan itu, Mukri sempat bertemu dengan Cak Eri di salah satu stasiun radio swasta di Surabaya. Warga RT 03/RW 04, Pradah Kalikendal, Kecamatan Dukuh Pakis itu mengaku, sejak tahun 1980-an, rumah dan lingkungan di sekitarnya sering terjadi banjir setinggi 1 meter pasca hujan deras.

Mukri mengungkapkan, masalah banjir sudah sering didiskusikan bersama dalam musrembang di kelurahan, akan tetapi hasilnya nihil akibat keterbatasan anggaran. Dengan adanya WAG Forkom RT, RW, dan LPMK yang dibuat Pemkot Surabaya, kini keluhannya direspon cepat oleh wali kota. 

“Jadi saya foto dan video, saya kirimkan ke grup Forkom, langsung dijawab sama Pak Wali. Nggak tahunya ada Pak Wali di dalam WAG Forkom,” ungkap Mukri. 

Mukri menerangkan, penyebab pertama banjir di kawasan tempat tinggalnya karena ada kali namun dangkal, sehingga tidak mampu menampung debit air. 

Tak hanya soal itu, Mukri juga wadul soal saluran air yang terlalu kecil, sehingga ketika hujan air tidak mampu menampung air pasca hujan. 

Meskipun sudah didiskusikan bersama di musrembang kelurahan, upaya itu hanya berakhir pada proses survey dan pengecekan saluran. Mukri berharap, masalah banjir di perkampungan sekitar rumahnya dapat direspon cepat oleh pemkot.

“Dari tahun 80-an sudah banjir, tapi nggak sampai masuk ke dalam rumah. Kemudian tahun 1990-an, semakin tinggi hingga masuk ke dalam rumah, sampai sekarang, karena kalinya dangkal. Bahkan sudah saya usulkan dalam musrembang di kelurahan, tapi tidak ada hasil,” tandasnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut