SUMENEP, iNewsSurabaya.id - Pilkada serentak memang masih tahun 2024. Tetapi loyalis Ra Mamak sudah berkumpul untuk konsolidasi dengan tema 'Menegaskan Kembali Gagasan Sumenep Mandiri' di aula salah satu hotel di Kecamatan Kota, Sumenep, Minggu (14/5/2024). Lebih dari 100 loyalis hadir dalam konsolidasi tersebut, melebihi undangan yang disebar panitia.
Ra Mamak merupakan panggilan akrab Kiai Moh Shalahuddin A Warits, salah satu pengasuh Ponpes Annuqayah, Guluk-guluk. Pada Pilkada 2020 lalu, Ra Mamak sempat digadang-gadang sebagai Bakal Calon Bupati Bupati Sumenep. Hanya saja dia tidak mengantongi rekomendasi partai.
Dan hingga kini, loyalis Ra Mamak masih solid. Mereka saat ini berkumpul dalam wadah Sataretan Sumenep Berdaya. Mereka intens menggelar silaturrahmi. Dan yang menarik, silaturahmi terakhir yang dikemas halal bihalal dan konsolidasi di aula salah satu hotel Kecamatan Kota itu berbarengan dengan hari terakhir pendaftaran Bacaleg di KPU.
Direktur Sataretan Sumenep Berdaya, Ajimuddin, mengatakan bilamana halal-bihalal dan konsolidasi itu dimaknai gerakan politik tertentu, ia menyilakan masyarakat untuk memberikan penilaian. Tetapi yang jelas ia menegaskan punya cita-cita sama dengan masyarakat terkait dengan hidup dan masa depan Sumenep lebih baik dan meningkat.
"Sejatinya pertemuan ini bukan dimaksudkan untuk kegiatan politik kekuasaan. Kami tetap satu barisan dengan masyarakat dengan konsep politik sipil yang berorientasi pada fikiran baik. Maka siapapun imam atau penguasa kita harus berkenan melaksanakan hal-hal terbaik bagi masyarakat Sumenep secara umum," ujar Aji dalam rilisnya.
Aji menyebut sengaja memilih tema itu. Sebab bagi dia, hal itu untuk mengingatkan diri sendiri dan masyarakat Sumenep bahwa menjadi kabupaten dengan status berkembang tidak bisa berlama-lama. Ia mengatakan bermodal SDA dan SDM yang ada, Sumenep sudah waktunya naik kelas, minimal menjadi wilayah maju untuk selanjutnya mampu mandiri.
Selebihnya, alumni PMII Jogjakarta itu menjekaskan kegiatan itu juga untuk mempererat silaturrahmi dengan masyarakat. Sebagai apapun yang berbeda tugas, silaturahmi harus dijaga, karena itu untuk menjalankan pesan moral Islam tentang "the power of Silaturahmi". Selain itu juga sarana saling mengingatkan diri sendiri untuk berdamai dengan segala keadaan.
"Peradaban dunia yang kian maju harus kita hadapi dengan kreativitas bersama, dengan kecerdasan serta cita-cita bersama. Sudah bukan masanya untuk mencari-cari kelemahan orang-perorang yang sampai kapanpun tidak akan ada ujungnya," ujar Aji.
Editor : Arif Ardliyanto