Saan menjelaskan, nomor urut caleg sudah ditetapkan sebelum isu tersebut ramai beredar, termasuk di dapil Jabar VIII yang mencakup Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kota Cirebon.
Menurut Saan, nomor urut 1 di dapil Jabar VIII adalah jatah pengurus DPP. Sedangkan Husen mendapatkan nomor urut 3.
"Kita gak pernah janjikan nomor urut karena itu aturan dan posisi dia sebagai Ketua DPD dapat nomor 3 itu sudah ya (lumayan)," ucap Saan.
Anggota DPR RI itu menegaskan, partainya tidak pernah meminta duit sepeserpun kepada Husen agar dirinya mendapatkan nomor urut 1. Terlebih, nilai yang disebutkan Husen mencapai Rp3,5 miliar.
Selain itu, lanjut Saan, proses pencalegan pun sudah berjalan dan para Bacaleg telah didaftarkan ke KPU.
"Jadi kalau mau terapkan politik mahar di awal saja ketika penyusunan dan itu bisa dikonfirmasi ke caleg DPR RI baik nomor urut 1, 2, dan seterusnya. Tidak ada (mahar)," ujar Saan.
Disinggung soal ribuan kader Nasdem Indramayu yang ikut mundur, Saan kembali menampiknya. Mereka, imbuh Saan, adalah caleg-caleg yang dijanjikan dibiayai oleh Husen. Saan mengklaim, sebagian pengurus tetap loyal di Nasdem.
Sebelumnya diberitakan, Pengurus DPD Nasdem Indramayu dan ratusan kader ramai-ramai mengundurkan diri secara massal pada Minggu (11/6/2023).
Mereka mundur lantaran kecewa atas pencalegan Ketua DPD Partai NasDem yang seharusnya mendapatkan nomor urut 1, namun justru hanya mendapatkan nomor urut 3.
Editor : Arif Ardliyanto