get app
inews
Aa Text
Read Next : Luncurkan Mobil Terbaru, Tim Anargya ITS Siap Ukir Prestasi di Jepang

Siasat Cerdik Guru di NTB Agar Siswa Belajar, Sekolah di Pantai Manfaatkan Pasir Jadi Papan Tulis

Kamis, 22 Juni 2023 | 20:04 WIB
header img
Selama belajar di pantai, guru di Indonesia Timur ini cukup kreatif. Ketertabasan fasilitas belajar ternyata tidak menghalangi perjuangannya. Foto/Fb Rukmini Mbojo

Selama belajar di pantai, guru di Indonesia Timur ini cukup kreatif. Ketertabasan fasilitas belajar ternyata tidak menghalangi perjuangannya. Karena tidak ada papan tulis, guru-guru memanfaatkan pasir sebagai papan tulis.

"Pada saat itu kita melakukan proses pembelajaran di pantai. Saya manfaatkan pasir untuk dijadikan papan tulis. Disitu saya menulis huruf dan suku kata. Jadi anak-anak belajar disitu," ucapnya.

Rukmini SPdI, yang saat ini menjabat sebagai Kepala MTs Az-Zainuddin inipun akhirnya menyadari bahwa belajar di luar ruangan itu sangat menyenangkan. 

Anak-anaknya yang awalnya tidak mau sekolah akhirnya semangat. Bahkan orangtuanya yang mengajak anaknya mencari ikan di panti pun ikut belajar juga. Momen itu sekaligus dimanfaatkan oleh Rukmini untuk mengubah pendangan orangtuan, bahwa pendidikan itu penting.

"Dari situ saya memberikan pemahaman jika anak-anak sudah pintar, maka bukan anaknya yang akan mengejar uang, tetapi uang yang mengejar anaknya. Sampai disitulah mereka sadar bahwa pendidikan itu penting. Anak-anak yang malas rajin berangkat ke sekolah bahkan mereka lebih senang belajar di luar daripada belajar di dalam kelas," tuturnya.

Proses belajar mengajar di pantai itupun berjalan cukup lama, sekitar 1 smester. Saat ini, kata Rukmini, peserta didik yang mulanya baru mengenal huruf, sudah pintar baca cerita. Bahkan mereka bisa bercerita sendiri tentang apa yang mereka lalukan. 

Rukmini sebelumnya sudah memperoleh pembekalan untuk peningkatan keterampilan literasi dasar melalui program GEMAR Literasi pada 2020. Selanjutnya, dia melakukan pendekatan pembelajaran literasi yang disesuaikan dengan level kemampuan siswa di MIS Yasim Roka.

Siswa-siswa diidentifikasi tingkat kemampuan literasinya melalui asesmen diagnostik, dan kemudian dikelompokkan berdasarkan level kemampuannya. Pembelajaran dilakukan berdasarkan level masing-masing kelompok siswa.

Dia mengawal agar pendekatan ini benar-benar dijalankan. Hasilnya kemudian terlihat dalam waktu yang tidak begitu lama. Rata-rata dalam 4 minggu, pendekatan ini telah mampu meningkatkan keterampilan literasi siswanya.

Melalui sosial medianya, Rukmini kemudian menyebarluaskan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dengan pencapaian yang telah terjadi di sekolahnya. 

Cerita baik yang dia bagikan itu kemudian menarik perhatian madrasah-madrasah lain untuk mendapatkan pembekalan yang serupa. Rukmini kemudian mendapat banyak permintaan untuk memberikan pelatihan bagi guru di berbagai madrasah di Kabupaten Bima.

Hingga saat ini, dengan dukungan berbagai pihak, sudah 63 madrasah dari 7 kecamatan di Kabupaten Bima yang mengenal dan mendapatkan pembekalan terkait pembelajaran berdiferensiasi. Semua kegiatan pembekalan itu dibiayai oleh dana swadaya dari madrasah.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut