get app
inews
Aa Text
Read Next : Gawat! Indonesia Darurat LIterasi, Ini Daerahnya

Hasil Riset, Gending Jawa Bisa Percepat Laju Fermentasi Tape, Ini Cara Uniknya

Kamis, 03 Agustus 2023 | 16:42 WIB
header img
Siswa SMAN 10 Surabaya mengharumkan nama Indonesia dengan berhasil meraih gold medal untuk kategori science innovatif dengan judul Inkubator Musik. Foto iNewsSurabaya/saipul

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Siswa SMAN 10 Surabaya mengharumkan nama Indonesia. Mereka berhasil meraih gold medal untuk kategori science innovatif dengan judul Inkubator Musik : untuk Memproduksi Probiotik Tingkat Lanjut dan Kecepatan Fermentasi Tapai Singkong dengan Musik Gending Jawa, di Seoul Korea Selatan 27-29 Juli 2023 lalu.

Siswa-siswa ini berhasil menyingkirkan ribuan peserta dari 27 negara peserta WICO 2023, seperti South Korea, USA, Vietnam, Cambodia, Taiwan dan Canada. Tim yang beranggotakan Moonieque Angelina, Indratama Anindya, Shafa Freya, Reyhan Muhammad, Bagus Novansyah, mengungkapkan penelitian ini untuk mengetahui efektifotas musik dalam mempercepat laju fermentasi pada singkong atau tape. 

Ketua Tim Moonieque Angelina mengatakan, ada empat jenis musik yang digunakan dalam percepatan laju fermentasi, yakni  jazz, rock, klasik dan gending Jawa.  "Dari hasil penelitian yang kami miliki, musik gending Jawa hasilnya paling efektif untuk pertumbuhan bakteri lactobasilus. Hasil fermentasinya pun lebih baik. Bakteri di tape lebih banyak yaitu sebanyak 7,0-7,9 juta bakteri. Sedangkan tape bisa yang tidak ada stimulasi hanya 5.6-7.6 juta bakteri.

Jenis prebiotik ini, kata dia, merupakan bakteri baik yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan juga anti peradangan pada sistem pencernaan. Apalagi setelah pandemi Covid 19, daya tahan tubuh sebagian menurun, oleh karena itu dibutuhkan probiotik untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Angela menambahkan laju fermentasi tape biasa pada umumnya menghabiskan waktu 72 jam. Sementara untuk musik gending hanya butuh waktu 24 jam dan jumlah probiotik jauh lebih banyak.

"Pada dasarnya kita belum mengetahui mana yang tepat. Kita penelitian di frekuensi yang biasa.  Dari 500-1500 hz ini yang paling cepet. Lalu kita teliti musiknya. Dan lebih cocok dengan gending, apalagi jarang di eksplore oleh orang-orang, padahal ini bagus hasilnya," jelasnya

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut