Bagi pelanggan perusahaan, sistem baru ini akan memudahkan mereka dalam mengakses layanan TPK Ambon. Permohonan layanan dapat dilakukan dalam 1 aplikasi portal, dapat diakses dari bermacam gawai dimanapun dan kapanpun, menyediakan satu menu untuk berbagai layanan.
Sistem ini juga mendukung pembayaran secara elektronik, pengguna juga dapat melakukan pembatalan permohonan layanan selama belum dilakukan pembayaran. Pengguna jasa juga dapat melihat jadwal kedatangan kapal pada beranda aplikasi portal pelanggan.
“Sistem ini juga didukung dengan layanan pelanggan 24/7 yang siap setiap saat dalam membantu para pengguna jasa PT Pelindo Terminal Petikemas,” lanjutnya.
Kepala PT Tanto Intim Line Cabang Ambon Vence Pattiwael mengatakan, sebelum pemberlakukan sistem baru di TPK Ambon pihaknya beserta para pengguna jasa lain telah memperoleh sosialisasi dan pelatihan untuk mengoperasikan portal pelanggan.
Menurutnya, sistem baru yang digunakan saat ini memberikan informasi yang lebih rinci. Vence mencontohkan jika pada sistem sebelumnya antara peti kemas berpendingin (reefer container) dan peti kemas biasa (dry container) masih dicatat sama, maka di sistem baru saat ini kedua jenis peti kemas tersebut sudah dibedakan. Termasuk juga informasi mengenai jumlah tagihan (bill payment) yang dibayarkan juga lebih terperinci.
Vence berharap pengoperasian TOS Nusantara di TPK Ambon dapat mendukung operasional terminal menjadi lebih baik lagi. Pengoperasian TPK Ambon oleh SPTP membawa sejumlah perubahan. Pihaknya mencatat rata-rata produktivitas bongkar muat sebanyak 30 boks per jam dengan rata-rata jumlah bongkar muat sebanyak 500 boks peti kemas per kapal.
“Waktu tambat (port stay) kami rata-rata sekitar 20 jam per kapal. Kami setiap bulan ada 4-5 kunjungan kapal di TPK Ambon,” kata Vence.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh Branch Manager PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) Cabang Ambon Erlon Wattimena. Pihaknya menyebut pengoperasian TOS Nusantara diharapkan dapat mendukung kegiatan operasional di TPK Ambon menjadi lebih baik lagi.
Namun demikian pihaknya berpesan dikarenakan sistem masih baru dibutuhkan tim yang sedia setiap saat untuk membantu kendala yang dihadapi oleh perusahaan pelayaran maupun pihak ekspedisi.
“Utamanya berkaitan dengan kendala jaringan ataupun server, proses migrasi data dapat berlangsung dengan baik, agar kegiatan operasional terminal tidak terkendala,” terang Erlon.
Pihaknya mengaku puas dengan layanan yang diberikan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas di TPK Ambon. Sejak pengoperasian oleh SPTP pada tahun 2022 lalu, komunikasi menjadi lebih mudah. Kendala-kendala yang dihadapi oleh pengguna jasa segera ditindaklanjuti dan memperoleh solusi.
Dari sisi operasional, Erlon menyebut target yang ditetapkan berhasil dipenuhi oleh TPK Ambon. Waktu tambat kapal (port stay) misalnya, pada tahun 2022 lalu target rata-rata sebanyak 34 jam dapat dicapai dalam waktu 25.45 jam. Dari sisi produktivitas target yang ditetapkan di tahun 2022 sebanyak 14 boks per jam dapat dicapai sebanyak 23.7 boks per jam.
“Target rata-rata di tahun 2023 ini untuk produktivitas sebanyak 18 boks per jam, saat ini dapat terpenuhi sebanyak 20.06 boks per jam. Hal ini dikarenakan kami juga masih menggunakan derek kapal (ship crane) untuk bongkar muat. Jika sepenuhnya dilakukan dengan derek dermaga (quay container crane) produktivitas rata-rata berkisar 30-40 boks per jam. Pernah kami mencapai produktivitas 50 boks per jam,” terangnya.
PT Pelindo Terminal Petikemas mencatat arus peti kemas di TPK Ambon periode Januari s.d. Juli 2023 sebanyak 58.279 TEUs. Sementara pada periode Januari s.d. Desember 2022 tercatat sebanyak 108.999 TEUs.
Perusahaan pelayaran SPIL sendiri menguasai hampir separuh market share peti kemas di TPK Ambon dengan rata-rata 10-12 kunjungan kapal per bulan dengan rata-rata bongkar muat peti kemas sebanyak 400 boks per kapal. Selama tahun 2022 lalu, SPIL mencatat bongkar muat peti kemas di TPK Ambon sebanyak 52.613 TEUs. Periode Januari s.d. Juli 2023 tercatat sebanyak 27.731 TEUs.
Editor : Arif Ardliyanto