Untuk pemakaian celana, pengguna dapat menempelkan pinggul celana ke lengan bermagnet dan dibuka menggunakan tombol atau voice commands. Kemudian, kaki dimasukkan ke dalam celana. Setelah itu, naikkan lengan bermagnet sampai ketinggian yang diinginkan, lalu lepaskan celana.
“Pengguna disarankan memakai celana yang memiliki kancing magnetik agar lebih mudah,” imbuh Angeline.
Angeline menyebut, proses perancangan dr-MATE dilakukan selama kurang lebih tiga bulan. Pembuatan ini dibantu oleh dosen pembimbing, Sunardi Tjandra, M.T.
Berkat inovasi ini, dr-MATE berhasil meraih juara tiga pada lomba Engineering Innovation Challenge 2023 yang diadakan oleh The Institution of Engineers di Singapura. Lomba ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara, diantaranya Singapura, Filipina, dan Australia.
Ke depannya, dr-MATE ditargetkan dapat diaplikasikan langsung pada tuna daksa di rumah, rumah sakit, maupun tempat rehabilitasi. Angeline berharap, inovasi ini dapat memberikan dampak positif yang besar dalam bidang kesehatan.
“Kami juga berharap alat ini dapat bermanfaat bagi para penyandang tuna daksa untuk baik yang kehilangan kedua lengan karena amputasi maupun bawaan sejak lahir, untuk mempermudah dalam berpakaian. Selain itu, dr-MATE diharapkan mampu membantu proses pemulihan psikologis dan rehabilitasi tuna daksa,” pungkasnya.
Editor : Ali Masduki