Dewi mengungkapkan, sebelum mendapatkan binaan, mitra ini dalam keseharian mendapatkan penghasilan kisaran Rp 800 ribu hingga Rp1.2 juta per hari.
Namun setelah mendapatkan pembinaan dosen UWP, penghasilan setiap harinya mengalami peningkat sebesar 60% (Rp1, 3 juta hingga Rp2 juta). Sebab, mesin pengering ini menampung rempah-rempah sebanyak 40 kg dan memerlukan waktu 2 hari untuk proses pengeringan yang terdiri dari 8 loyang.
"Sebelum dapat bantuan mesin ini mitra melakukan proses penjemuran rempah-rempah melalui sinar matahari dan memerlukan waktu 7 hari, itupun jumlahnya hanya 5 kg," ungkapnya.
Dosen UWP Surabaya menyerahkan alah modern untuk meningkatkan produksi Wedang Kertonyono. Foto iNewsSurabaya/ist
Adapun jenis minuman rempah-rempah yang diproduksi adalah wedang uwuh, wedang bunga telang, wedang bunga rosela, jeruk kencur, jateku, wedang pokak, wedang saraba, wedang coro (8 macam minuman).
"Kita juga memperbaiki sisi packaging dan proses pengeringan rempah-rempah," ujarnya.
Saat ini, ungkapnya, Mitra telah memiliki karyawan lima orang. Sementara pembeli minuman Kesehatan ini masih sangat banyak karena masyarakat masih sangat membutuhkan untuk Kesehatan fisik terlebih setelah pandemi.
"Kami selaku pembina abmas mitra selalu memantau perkembangan yang terjadi pada usaha mitra ini agar ada keberlanjutan," ungkapnya.
Sementara Nawang Wulan, Pemilik Wedang Kertonyono mengaku senang karena mendapat binaan dari dosen UWP dan bantuan mesin pengering rempah-rempah, perajang rempah-rempah serta sealer untuk alat produksi. "Kami sangat senang, ada peningkatan produksi yang kami lakukan," ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto