Ia melanjutkan, selain itu Jatim juga cakupan imunisasi yang tinggi, stunting yang makin menurun, angka partisipasi sekolah yang tinggi, keterlibatan anak dalam musrenbang dari tingkat RT sampai kabupaten/kota. Sehingga Jatim adalah katalisator anak Indonesia yang terpenuhi haknya. Menurut UNICEF, keterpenuhan hak akan membantu memenuhi prediksi dunia yang menempatkan Indonesia sebagai negara maju, masuk ke lima besar raksasa ekonomi dunia di 2045.
“Namun hak sehat, pendidikan dan tumbuh kembang juga harus dilengkapi hak aman dan terlindungi,” ujar Arie.
Dalam rangka menciptakan desa yang ramah dan layak anak, UNICEF membantu pemerintah Jatim membuat mode Safe Environment for Children (Safe 4 C) di 14 kabupaten/kota. Sedangkan ancaman kekerasan di dunia digital seperti Online Child Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA) ditekan dengan berbagai training dan rembuk bersama forum anak dan berbagai dinas lintas OPD.
Semangat konvergensi dan integrasi memperjuangkan hak anak pun terlihat dalam Jatim Fest 2023 ini. Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan bersama-sama membuat stand yang terintegrasi di satu wilayah pameran yang berdekatan.
UNICEF dan mitra kerja seperti LPA Jatim, Yayasan Plato, dan UNUSA bahkan menjadikan Jatim Fest sebagai ajang promosi Pesantren Layak Anak dan Santri Pelopor dan Pelapor, pejuang dan promotor hak anak.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah pameran dagang provinsi mana pun di Indonesia, baru Jatim Fest yang agenda pertama di panggung utamanya membahas isu anak. Jatim memang sudah bangkit dan makin melaju untuk setiap anak, bahkan untuk setiap santri dan santriwati,” ujar Arie.
Editor : Arif Ardliyanto