Mereka yang mendapatkan amanah lanjut Ganjar harus memberikan contoh yang baik. Selama ini, praktik korupsi terjadi karena tekanan dari pimpinan.
"Budaya kita itu, kalau pemimpin tertingginya tidak minta setoran, tidak minta komisi dan tidak memperjualbelikan jabatan, maka anak buahnya pasti meniru. Harus ada contoh dari atasan ke bawahan agar integritas benar-benar bisa berjalan," tegasnya.
Jika integritas sudah terwujud dan korupsi disikat, maka pembangunan negara akan lebih mudah. Anggaran negara bisa dinaikkan dua kali lipat karena tidak ada kebocoran dan bisa digunakan untuk pembangunan baik fisik maupun sumber daya manusia.
Ia juga mendorong pemberantasan korupsi tidak hanya fokus pada penindakan. Upaya pencegahan juga perlu dilakukan. Seperti yang ia lakukan di Jawa Tengah. Ia mengajak seluruh bupati/wali kota menerapkan kurikulum antikorupsi di sekolah-sekolah. Sehingga, pencegahan korupsi sudah ditanamkan pada masyarakat sejak dini.
"Kalau korupsi sudah berhasil disikat, ditambah sistem pemerintahan yang berbasis digital, maka pelayanan pada masyarakat akan semakin mudah. Masyarakat bisa mengakses pelayanan dengan mudah, perizinan tidak berbelit, investasi berdatangan dan negara kita benar-benar menjadi negara maju," pungkasnya.
Apa yang disampaikan Ganjar mendapat tanggapan positif dari kalangan mahasiswa. Mereka yakin, Ganjar mampu mewujudkan ide dan gagasannya untuk menjadikan Indonesia lebih maju.
"Apalagi yang diomongkan pak Ganjar itu bukan hanya teori, beliau sudah mempraktikkannya di Jateng selama 10 tahun menjadi gubernur. Jadi saya yakin pak Ganjar bisa menerapkannya ketika menjadi presiden dan membawa Indonesia benar-benar menjadi Indonesia Emas," kata Aliya, salah satu mahasiswa Universitas Kristen Maranatha.
Editor : Arif Ardliyanto