Logo Network
Network

Bahaya, Kenaikan Kasus Demam Berdarah Jawa Timur Capai 100 Persen

Arif Ardliyanto
.
Jum'at, 28 Januari 2022 | 16:11 WIB
Bahaya, Kenaikan Kasus Demam Berdarah Jawa Timur Capai 100 Persen
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur mencatat, ada kenaikan kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) sekitar 100 persen pada tahun 2022.

SURABAYA iNews.idJawa Timur berstatus bahaya. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur mencatat, ada kenaikan kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) sekitar 100 persen pada tahun 2022.

Bulan Januari 2022 ini total ada 997 kasus, sementara Januari  2021 penderita demam berdarah sebanyak 668. "Januari 2021 totalnya 668, jadi mendekati 100 persen peningkatannya pada 2022 ini. Mengingat selama Januari sudah ada 977 kasus," kata Kepala Dinkes Jatim, Erwin Astha Triyono,Kamis (27/1/2022).

Erwin menyampaikan, peningkatan kasus ini harus diwaspadai, terlebih rata-rata pasien DBD merupakan anak-anak usia 5-14 tahun. Selain itu, kata dia, angka pasien DBD rawat inap di beberapa RS mulai meningkat seperti di RSU Dr Soetomo sudah capai 67 persen. "Kami belum menghitung dari 67 persen itu, beberapa persennya yang dipakai unthk demam berdarah," jelasnya.

Menurutnya, rawat inap untuk DBD ini sebenarnya bagus, karena rawat inap tidak lagi hanya untuk pasien Covid-19, tapi juga bisa digunakan untuk pasien-pasien non Covid-19. Rentang usia pasien DBD juga didominasi anak-anak berusia 5-14 tahun, total terdapat 17 pasien di rentang usia tersebut.

Erwin mengaku khawatir dengan angka resiko anak-anak yang lebih mudah terjangkit. Karena demam berdarah itu pada hari ketiga biasanya demamnya turun. "Kalau demam turun anak-anak merasa nyaman. Akan main-main. Kalau nanti main, maka risiko dua tadi tidak bisa terprediksi," paparnya.

Resiko kedua adalah terjadinya demam lagi. Ia merekomendasikan bagi warga yang memiliki anak-anak dan sedang demam, maka langsung dibawa ke rumah sakit. "Setelah bermain, akan terjadi (demam). Dan ketika itu terjadi. Kita akan terlambat sampai ke rumah sakit. Sehingga begitu ada potensi demam, lebih baik sekarang kita mulai curiga ada dua kemungkinan, Covid-19 atau DBD," jelas dia.

Sehingga mulai sekarang, Erwin memastikan Dinkes Jatim akan berbagi perhatian. Bukan hanya Covid-19 yang tetap perlu perhatian, tapi masyarakat juga perlu berbagi perhatian. "Contohnya, kalau ada demam. Manifestasi Demam Berdarah itu lebih banyak demam. Maka kita jangan hanya memikirkan kemungkinan Covid-19," ungkapnya.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Berita iNews Surabaya di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.