Usai diberangkatkan dari Kantor Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, tim Lintas Batas Disabilitas ini akan langsung bergerak menuju Bakorwil Pamekasan, tepatnya Pendopo Bangkalan untuk memberikan pelayanan. Esok hari, pelayanan akan dilakukan di Bakorwil Bojonegoro yang terpusat di Kabupaten Lamongan.
Kemudian pada tanggal 30 November 2023 di Bakorwil Jember tepatnya di Kabupaten Lumajang, 1 Desember 2023 di Bakorwil Malang tepatnya di Kabupaten Pasuruan, dan titik terakhir berada di Bakorwil Madiun tepatnya di Kabupaten Trenggalek pada 2 Desember 2023.
“Puncak acaranya ialah Temu Inklusi dan Peringatan Hari Disabilitas Internasional pada 3-4 Desember 2023 di Kabupaten Trenggalek,” imbuhnya.
Khofifah menjelaskan, kegiatan ini menjadikan isu inklusifitas semakin bermakna, dimana kebangkitan ekonomi mulai bergerak dan dampak-dampak sosial psikologis terus diatasi melalui program-program pemulihan sosial ekonomi.
“Pembangunan Jatimtelah menuju inklusifitas baik dari sisi infrastruktur ramah difabel, pendidikan, hingga beragam pemberdayaan perekonomian bagi para penyandang disabilitas,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Jatim, Restu Novi Widiani mengatakan Tim Lintas Batas Disabilitas juga diharapkan akan menggerakkan potensi sumber daya masyarakat setempat dan pemerintah daerah setempat agar lebih perhatian terhadap pemberian hak-hak disabilitas.
“Di lima lokasi Lintas Batas Disabilitas tersebut akan dihadiri sekitar 1.500 orang penyandang disabilitas, Pendamping Disabilitas, pilar kesejahteraan sosial, dan petugas kesehatan. Jumlah ini masih bisa bertambah lagi,” ujarnya dalam sambutan.
Ia menambahkan berdasarkan pendataan pada aplikasi e-Disabilitas yang dilakukan Dinsos Jatim bersama Dinsos kabupaten/kota dan Pendamping Disabilitas, jumlah penyandang disabilitas di Jatim per November 2023 sebanyak 17.401 orang.
“Data ini belum semua, masih terdapat disabilitas yang belum terjangkau program Pemprov Jatim atau program dari kabupaten/kota, dan ternyata masih banyak pula keluarga yang menyembunyikan identitas anggota keluarganya karena malu atau tidak tahu informasi program,” jelasnya.
Editor : Arif Ardliyanto