Keren! Lulusan ASMI Surabaya Bisa Langsung Kerja, Mahasiswa Dijamin Miliki Ketrampilan Sekretaris

Baca Juga

ASMI Surabaya Latih Siswa SMA-SMK Menulis, Ini Serunya

Sementara itu, Cantika Salah satu mahasiswa  ASMI Surabaya yang di wisuda mengaku senang telah lulus dari ASMI. Namun ia memiliki saran supaya ASMI lebih meningkatkan kompetensi agar mahasiswa lebih terasah. 

"Jadikan mahasiswa krasan mengikuti proses pembelajaran. Jangan hanya belajar itu di dalam kampus, kan bisa diluar supaya lebih enjoy," papar Cantika. 

Sementara itu, ASMI Surabaya sendiri telah berusia l 40 tahun, suatu usia yang cukup matang. ASMI Surabaya dilahirkan pada tanggal 01 Januari tahun 1971 di Surabaya. Tak perlu diragukan lagi pada usia 40 tahun lebih ini ASMI Surabaya tumbuh semakin dewasa.

Penyerahan alumni Lulusan ASMI Surabaya. Foto iNewsSurabaya/ist

Setelah mengalami manis dan getirnya kehidupan yang membuat lembaga ini bertahan sampai mencapai usia ini, ASMI memiliki keinginan yang terus menggelora untuk memberikan pendidikan terbaik di bidang Sekretari dan Manajemen Administrasi Perkantoran di kawasan Indonesia.

Apalagi, ASMI memiliki visi menjadi sebuah lembaga pendidikan vokasi yang profesional dalam pengembangan ilmu Kesekretariatan dan Manajemen Administrasi Perkantoran. Sementara misinya sendir adalah mencetak sumberdaya manusia yang memiliki keunggulan di bidang Kesekretariatan dan Manajemen Perkantoran, berpandangan jauh ke depan dengan menjunjung tinggi moral, beretika sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa.

Membentuk suasana akademik yang kondusif, dalam rangka peningkatan mutu proses pembelajaran dan sumberdaya manusia yang dapat mendorong pembelajaran serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

Mengembangkan pendidikan vokasi secara berkesinambungan melalui peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta dalam negeri maupun luar negeri.

Mengembangkan Sistem Informasi sesuai dengan kemajuan IT dan budaya kerja yang berdasarkan otonomi Perguruan Tinggi.

Editor : Arif Ardliyanto