SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Ferina menggelar talkshow inovatif tentang perkembangan teknologi bayi tabung, acara ini memukau masyarakat Surabaya. Narasumber terkemuka seperti Dr. Ashon Sa’adi dan dr. Agustinus memberikan wawasan unik tentang Rejuvenasi Endometrium dan Stimulasi Spermatogenesis.
Dalam atmosfer dialog yang hangat, Dr. Aucky Hinting, ahli andrologi dan embriologi berpengalaman, membahas Kultur Embrio. Evaluasi genetik dan teknologi terbaru, seperti time-lapse tail, menjadi sorotan, sementara pemahaman genetik diungkapkan sebagai kunci keberhasilan perawatan reproduksi.
"Pentingnya komunikasi hasil evaluasi genetik kepada pasien, menyoroti tantangan yang sering dihadapi. Penerapan teknologi baru disampaikan dengan bijak, mengingat tambahan biaya dan ketaatan pada prosedur," katanya.
Ia menjelaskan, stimulasi spermatogenesis dan solusi bagi masalah spermatik sulit keluar menjadi pembahasan. Dr. Aucky memberikan pencerahan mengenai penggunaan obat tertentu untuk perbaikan kondisi spermatik. Bagian terakhir menegaskan pentingnya semangat pasien dan berbagi pengalaman untuk mendukung mereka dalam perjalanan kehamilan.
RSIA Ferina, melalui acara ini, berkomitmen sebagai sumber informasi dan dukungan bagi masyarakat, menjadikan teknologi bayi tabung bukan hanya inovasi medis, tetapi juga peluang dan harapan bagi pasangan yang menghadapi kesulitan konsepsi.
Dr. Aucky menjelaskan beberapa aspek penting dalam perannya sebagai seorang dokter yang telah mendalami kultur embrio selama 37 tahun. Ia memulai penjelasannya dengan membahas evaluasi genetik yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.
“Evaluasi genetik memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Kami dapat menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan atau keberhasilan dalam perawatan reproduksi,” ujarnya.
Talkshow Teknologi Baru Bayi Tabung yang dimiliki RSIA Ferina bersama dokter-dokter handal. Foto iNewsSurabaya/arif
Ia juga menekankan pentingnya mengkomunikasikan hasil evaluasi genetik kepada pasien. “Seringkali, pasien enggan untuk memeriksakan diri karena takut hasilnya. Namun, kami berusaha memberikan penjelasan yang komprehensif dan mengarahkan pasien pada langkah-langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan peluang keberhasilan,” tambah Dr. Aucky.
Pada bagian kedua presentasinya, Dr. Aucky membahas teknologi terbaru dalam kultur embrio. “Kami akan menerapkan teknologi baru, termasuk time-lapse tail, yang memungkinkan pemantauan embrio secara langsung dari tahap pertama hingga tahap kelima tanpa interupsi,” katanya.
Namun, Aucky menambahkan bahwa penerapan teknologi ini memerlukan tambahan pembiayaan dan ketaatan terhadap prosedur yang telah ditentukan.
Terkait dengan kultur embrio, Dr. Aucky juga menyampaikan bahwa keberhasilan mencapai 50% berkat upaya tim medis. “Pemahaman dan penggunaan teknologi ini sangat membantu dalam memperoleh hasil positif untuk pasien,” jelasnya.
Pada bagian ketiga, Dr. Aucky membahas stimulasi sebagai solusi bagi masalah seperma yang sulit keluar. “Seperma yang berhasil dihasilkan melalui stimulasi dapat digunakan untuk prosedur bayi tabung,” ujarnya.
Aucky memaparkan bahwa dalam beberapa kasus, perbaikan kondisi seperma yang sedang-sedang dapat dilakukan dengan penggunaan obat tertentu.
Terakhir, Dr. Hinting menyampaikan pentingnya informasi yang baik dalam mendukung pasien. “Dalam pengalaman saya, semangat pasien sangat diperlukan. Kegiatan ini dilakukan agar pasien tidak merasa sendirian dan dapat saling berbagi pengalaman,” tutupnya.
Editor : Arif Ardliyanto