SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Wakil Dewan Penasihat Jaringan Gawagis Nusantara (Jaga Nusantara), KH Zahrul Jihad As'ad atau Gus Heri menyebut Cak Imin kena buldoser saat debat Cawapres.
Kiai muda Pengasuh Pondok Pesantren Tinggi (Ponti) Darul Ulum Jombang itupun kian bersemangat untuk memenangkan jagonya, yakni Prabowo-Gibran satu putaran.
“Saya akan keliling ke delapan kota di Jatim menyapa gus-gus yang selama ini belum tersentuh, karena saya istilahnya punya 'dagangan' yang layak dijual. Makin layak dijual itu ketika kemarin bisa membuldoser Cak Imin, selesai sudah. Itu modal saya, amunisi baru saya,” ujarnya, Rabu (27/12/2023).
Gus Heri memakai diksi buldoser, karena sebelumnnya di grup whatsapp gus-gus sebelah, memunculkan narasi Cak Imin akan membuldoser Gibran.
“Ternyata berbalik, habis itu mereka diam seribu bahasa. Lalu muncullah hoaks-hoaks (Gibran) yang pakai hidden mic-lah, macam apalah, macam apalah seperti itu,” katanya.
Gibran hanya membuldoser Cak Imin atau sekalian Mahfud MD?
“Membuldoser Cak Imin. Kalau Prof Mahfud bermain aman saja kan itu. Cuma dia mengacungkan jempol ketika Gibran membuldoser Cak Imin. Jadi seakan-akan, he.. he.. mengamini kecemerlangan itu,” ucapnya.
“Karena ekspektasi kami itu, pertama, supaya jangan bluder. Kedua, pasif saja. Ternyata dia tidak defence (bertahan), malah ofensif (menyerang). Dengan dua statemen, (soal SGIE/State of The Global Islamic Economy yang tak bisa dijawab Muhaimin) dan mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit ya gus.. Nah, kena mental itu. Pasti timnya pada pusing semua itu,” lanjutnya.
Padahal sebelumnya Gus Heri bahkan tak mau melihat televisi saat debat berlangsung, khawatir Gibran deadlock waktu bicara dan sebagainya.
“Lha ternyata seperti itu, waduh.. Berbunga-bunga semuanya ini,” kata dia.
Karena itu, pasca debat perdana Cawapres, Gus Heri semakin yakin dan akan berusaha Prabowo-Gibran menang satu putaran.
“Saya tidak hanya yakin, tapi berusaha. Kan 50 persen lebih 0,01 selesai. Mampulah! Yakinlah saya seperti itu. Asalkan, di media massa kan selalu menyebutkan keunggulan 02 ini masih terjaga, nah asal jangan blunder,” tegasnya.
Bagaimana dengan hembusan narasi dan isu soal Nahdlatul Ulama (NU) yang disebut-sebut tak menguntungkan Prabowo-Gibran?
“Ketikal muncul Habib Luthfi (Muhammad Luthfi bin Yahya) di sana (kubu Prabowo-Gibran), isu NU sudah putus semuanya. Habib Luthfi itu, katakanlah habib yang paling dihormati di Indonesia muncul di sana, itu sudah selesai,” ucap Gus Heri.
Editor : Ali Masduki