SUMENEP, iNewsSurabaya.id – Kalangan aktivis di Sumenep, Madura berkumpul dan berdiskusi tentang sejarah Indonesia menjelang runtuhnya orde baru dan masuk era reformasi.
Mereka berdiskusi di Gedung Juang, di Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Kamis (18/01/2024).
Para aktivis mengatasnamakan Gerakan Regenerasi Aktivis 98 (Gerak 98) menggelar bedah buku berjudul Buku Hitam Prabowo Subianto karya Azwar Furgudyama.
Dalam bedah buku tersebut, salah satu pembedah, Mahsun mengatakan, buku tersebut sebagai sarana pengetahuan agar mahasiswa zaman ini belajar tentang sejarah perjuangan aktivis era 1998.
Ia menyebut, buku tersebut juga menjadi ikhtiar kalangan muda dan aktivis untuk memperjuangkan dan menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) yang pernah diinjak-injak di masa orde baru (orba) dan melibatkan militerisme.
“Bedah buku ini tidak ada hubungannya dengan pemilu tahun ini, namun yang jelas dalam buku itu dijelaskan bahwa dugaan keterlibatan Prabowo di masa itu,” jelasnya.
Sementara itu, pembedah lainnya Mohammad Efendi Alfariz memaparkan Indonesia merupakan salah satu negara dengan keberagaman suku bangsa dan budaya yang besar di dunia. Setidaknya, ada 300 kelompok etnis dan 1.340 suku di Tanah Air.
"Maka perlu kiranya menjaga keharmonisan dan kerukunan dengan menghargai pendapat dan kritikan masyarakat terhadap pemerintahan,” paparnya.
Untuk itu, lanjutnya, aktivis harus memperkuat literasi, serta mencari data dan informasi sebelum mengambil tindakan selanjutnya. Karena, sambungnya, pengetahuan tentang sejarah selalu bias dan berubah bersamaan dengan pergantian rezim.
“Sejarah selalu ditulis oleh pemenang atau yang berkuasa, namun bagi aktivis pemenang sejarah adalah ia yang memperjuangkan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, kegiatan ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa se Sumenep, organisasi kepemudaan, BEM Kampus se Sumenep dan sejumlah simpul gerakan mahasiswa.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta