Heru menambahkan, pihaknya juga akan memberikan bantuan bibit bersertifikasi kepada para petani di Jatim. Diantaranya adalah bibit tebu, kakao, kopi dan tembakau. Agar hasil perkebunan yang dihasilkan bisa meningkat.
“Yang pertama harus kita sadarkan kepada petani adalah kalau mereka menggunakan pembelian bibit bersertifikat dan unggul maka hasilnya akan bagus. Memang harganya beda, karena itu kalau ada intervensi dari pemerintah. Kita akan support benih-benih unggulnya di empat komoditi tersebut,” tegasnya.
Dalam paparannya kepada para Kepala Dinas kabupaten/kota yang menangani perkebunan di Jatim, Heru mengakui bahwa beberapa produksi perkebunan seperti kopi, kakao dan tebu menurun.
Kondisi itu disebabkan beberapa faktor seperti karena cuaca, penurunan luasan lahan dan adanya hama tanaman. Meski demikian, kata Heru, kenaikan produksi tembakau di Jatim pada tahun 2023 cukup menggembirakan.
Karena itu, Heru meminta agar semua pihak berkoordinasi untuk mengatasi hama dan penyakit, agar produksi komiditi perkebunan seperti tembakau, tebu, kopi dan kakau bisa meningkat.
“Inilah yang menjadi konsen kita satu tahun kedepan bahwa kita dihadapkan pada kendala yang kita hadapi bersama,” jelasnya.
Heru juga menambahkan, dari luas lahan perkebunan di Jatim, hanya 9 persen yang dikelola negara dan 5 persen yang dikelola pihak swasta. Sebagian besar dimiliki oleh masyarakat pekebun.
Oleh karena itu, Heru minta agar dilakukan koordinasi yang kontinu, untuk membina perkebunan milik rakyat di Jatim, agar hasil produksi bisa meningkat.
“Yang paling dominan (adalah) perkebunan rakyat, bahwa tugas kita membina para pekebun. Perkebunan sebagian besar milik rakyat, baik tebu, coklat, tembakau, kopi dan nilam. Semua didominasi rakyat,” tegasnya.
“Kita ingin pemerintah mensupport berbagai kebutuhan dari petani mulai pupuk, benih tetapi ada keterbatasan anggaran. Apalagi jika terkait dengan urusan benih bersertifikat yang mahal harganya. Oleh karena itu, Pemerintah pusat mengupayakan benih murah berkualitas supaya bisa meningkatkan produksi petani,” tegasnya.
Editor : Arif Ardliyanto